SOLOPOS.COM - Biasakan anak membawa bekal makanan ke sekolah. (Ilustrasi/Freepik.com)

Solopos.com, SOLO-Epidemiolog dari Universitas Indonesia (UI) Tri Yunis Miko Wahyono mengatakan menjaga kebersihan makanan menjadi salah satu langkah pencegahan sementara untuk menghadapi hepatitis akut misterius yang belum diketahui penyebabnya (acute hepatitis of unknown aetiology). Penyakit ini banyak menyerang anak-anak.

“Kalau hepatitis akut kebanyakan infeksi atau melalui makanan jadi menurut saya kalau infeksinya tidak diketahui, anggap saja infeksinya bisa lewat pernapasan atau pencernaan. Jadi upayanya makanan dulu kita harus jamin kebersihannya,” kata Miko dikutip dari Antara dari  pada Jumat (27/5/2022).

Promosi Kisah Petani Pepaya Raup Omzet Rp36 Juta/bulan, Makin Produktif dengan Kece BRI

Secara khusus dia menyoroti pentingnya standar yang lebih rinci terkait kesehatan dan kebersihan makanan yang dikonsumsi masyarakat untuk mencegah hepatitis akut misterius. Tidak hanya terbatas untuk produk makanan yang harus memiliki izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tapi juga makanan lain seperti yang dijual di rumah makan umum.

Adanya standar kesehatan itu diharapkan dapat mendorong lebih banyak produk makanan sehat dan murah yang dapat diakses oleh masyarakat.  “Kemudian cara makan yang sehat juga digaungkan. Standar alat makan yang sehat juga seperti apa?” jelasnya.

Baca Juga: Waspada Hepatitis Akut, Disdikbud Wonogiri Sebar SE ke Sekolah

Untuk memastikan standar tersebut, menurut dia, Dinas Kesehatan di berbagai daerah diharapkan tidak hanya melakukan sertifikasi tapi juga pengawasan terkait produk makanan dan tempat produksi dari makanan yang berpeluang dikonsumsi masyarakat.

Hal itu penting dilakukan mengingat penyebab hepatitis misterius itu masih belum terkonfirmasi secara pasti. Menjaga kebersihan makanan masih menjadi salah satu langkah untuk mencegah infeksinya.

Sebelumnya Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohammad Syharil melaporkan situasi global terkait penularan yang diduga penyakit hepatitis akut belum diketahui penyebabnya per 21 Mei 2022 adalah berjumlah 614 kasus.

Berbicara dalam keterangan pers secara virtual pada Selasa (24/5/2022), Syahril juga menjelaskan bahwa separuh dari total 35 laporan kasus di Indonesia tidak terbukti secara klinis sebagai penyakit hepatitis akut misterius.

Baca Juga: Ditanya Soal Hepatitis Akut, PKL Depan Sekolah Sukoharjo Ngaku Tak Tahu

Sementara Direktur Utama RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta Lies Dina L. menekankan bahwa pola makan menjadi kunci penting untuk menghindari penularan hepatitis akut pada anak yang hingga kini belum diketahui penyebabnya.

“Kepada masyarakat dimohon untuk tidak panik tapi betul-betul harus hati-hati, karena penyakit ini kerusakan akan cepat sekali terjadi,” kata Lies seperti dikutip dari Antara.

Sampai dengan hari ini, dunia kesehatan masih belum menemukan penyebab pasti dari penyakit hepatitis akut yang menulari anak-anak. Walaupun demikian, bukan berarti penyakit misterius tersebut tidak dapat dicegah.

Untuk cegah hepatitis akut misterius dapat dimulai dari rumah, bukan hanya dari kebersihan makanan melainkan juga pola makan. Orang tua dapat mulai memastikan anak mendapatkan gizi yang baik dan cukup melalui makanan sehat yang dikelola dengan bersih dan terkontrol.

Mengingat pembelajaran tatap muka (PTM) sudah dimulai sejak tanggal 17 Mei 2022, orang tua disarankan untuk membawakan bekal bergizi pada anak guna mencegah anak jajan di sembarang tempat dan memakan makanan yang tidak sehat.

Baca Juga: Disdik Dan DKK Solo Bertemu Bahas Antisipasi Hepatitis Akut, Hasilnya?

“Kita juga perlu ingatkan jangan makan dari teman atau meminjam sendok garpu teman. Itu akan bisa menimbulkan rasa lebih percaya diri bahwa kita melepas anak kita yang sudah membekali mereka,” ucap Lies.

Menurut dia, penting bagi anak untuk teredukasi mengenai kondisi hepatitis akut baik secara global maupun nasional supaya anak-anak lebih peka untuk melindungi diri sendiri dari penularan penyakit tersebut.

Sementara di sekolah, orang tua bersama para guru bisa mengajak anak untuk membiasakan diri mencuci tangan dengan sabun sebagai salah satu upaya mencegah penularan hepatitis akut di dalam kelas.

“Mencuci tangan ini merupakan pola hidup sehat yang baik bagi kalangan anak-anak bukan hanya untuk masa sekarang, tapi investasi mereka sampai dewasa. Mereka tahu menjaga diri, menjaga kesehatan mereka,” kata dia.

Baca Juga: Mungkinkah Hepatitis Akut Misterius Terkait Covid-19?

Dalam kesempatan itu Lies juga menyarankan pemerintah agar membantu sekolah memperluas edukasi terkait pencegahan hepatitis akut yang dilakukan melalui penyebaran flyer rajin mencuci tangan atau larangan jajan sembarangan.

Ia berharap semua pihak tidak ada yang menyepelekan hepatitis akut pada anak, karena sudah ditemukan kasus kematian. Dengan demikian, orang tua yang cerdas dan cermat berperan penting dalam melindungi anak dari hepatitis akut misterius.

“Hati-hati, diperiksa dulu apakah dia memiliki kelainan dalam buang air kecilnya, dilihat buang air besarnya. Kalau misalnya dia dalam beberapa hari masih seperti itu, segera dibawa ke dokter jadi jangan tunggu kuning dulu,” ujar dia.



 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya