SOLOPOS.COM - Ilustrasi protokol kesehatan. (freepik.com)

Solopos.com, SUKOHARJO – Masyarakat diminta untuk meningkatkan kewaspadaan dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan sebagai tindakan pencegahan penyakit hepatitis akut misterius yang melanda sejumlah negara di dunia. Sejauh ini, belum ditemukan suspek hepatitis akut di Sukoharjo.

Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo, Bejo Raharjo, mengatakan penyakit hepatitis akut yang menyerang anak-anak tidak berkaitan dengan vaksinasi Covid-19. Namun hingga sekarang, hepatitis akut tersebut belum diketahui penyebabnya.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Hepatitis akut ini kali pertama dilaporkan di Inggris pada awal April. Kemenkes telah menerbitkan surat edaran tentang pengendalian infeksi hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya,” kata dia, saat dihubungi Solopos.com, Jumat (6/5/2022).

Sebagai informasi, hepatitis akut misterius menyedot perhatian publik setelah tiga anak di Jakarta meninggal lantaran diduga menderita penyakit tersebut. Saat ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tengah melakukan investigasi melalui pemeriksaan panel virus lengkap dan penyelidikan epidemiologi untuk mengetahui penyebab penyakit tersebut.

Bejo menyebut gejala awal penderita hepatitis akut yakni mual, muntah, diare berat yang disertai demam ringan. Gejala awal bisa bertambah parah jika penderita tak segera mendapatkan pengobatan dan perawatan medis.

Baca juga: Tiga Bocah Meninggal Akibat Hepatitis Akut, Ini Penjelasan Kemenkes

Gejala lanjutan hepatitis akut seperti air kencing berwarna pekat seperti teh, warna mata dan kulit menguning hingga tingkat kesadaran menurun dan kejang-kejang.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Masyarakat tak perlu panik terhadap hepatitis akut. Tapi, mereka harus menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Para orang tua harus mengawasi anaknya untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

“Rutin mencuci tangan dengan sabun dan air, tidak bergantian alat makan dengan orang lain, hindari kontak dengan orang sakit. Kebersihan rumah dan lingkungan juga bagian dari upaya pencegahan penularan hepatitis akut,” ujar dia.

Baca juga: Polres Sukoharjo Gelar Vaksinasi di Objek Wisata Berhadiah Motor dan TV

Apabila muncul gejala awal maka harus segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan (faskes) seperti puskesmas dan rumah sakit terdekat. “Jangan menunggu gejala lanjutan seperti mata dan kulit kuning agar tidak terlambat. Untuk sementara, belum ada suspek hepatitis akut yang ditemukan di Sukoharjo,” tutur dia.

Seorang warga Kelurahan Jombor, Kecamatan Bendosari, Nasrudin, mengatakan masyarakat harus menjalankan PHBS di lingkungan rumah, sekolah maupun kantor guna mencegah penularan virus. Saat ini, kebiasaan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir tak lagi seperti saat munculnya pandemi Covid-19.

Kebiasaan itu memudar seiring turunnya kurva kasus Covid-19. “Dahulu, masuk kantor, restoran atau tempat ibadah pasti terlebih dahulu mencuci tangan dengan sabun dan air. Nah, sekarang kebiasaan itu tak lagi dijalankan masyarakat. Padahal ini penting dengan munculnya hepatitis akut misterius,” kata dia.

Baca juga: Berkah Lebaran, Jenang Sukoharjo Laris Manis Diserbu Pemudik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya