SOLOPOS.COM - Puluhan warga Kampung Nglurah Lor dan Nglurah Kidul melaksanakan upacara adat Dukutan setiap Selasa Kliwon Wuku Dukut di Situs Menggung, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar. Upacara adat Dukutan tahun ini dilaksanakan pada Selasa (10/1/2017). (Sri Sumi Handayani/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KARANGANYAR – Pada 2021, dua kebudayaan lokal Kabupaten Karanganyar ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Dua kebudayaan lokal tersebut adalah tradisi Dukutan dan Mondosiyo.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Seperti tradisi lokal pada umumnya, Dukutan dan Mondosiyo memiliki sejarah dan keunikan tersendiri. Sejarah dan keunikan inilah yang kemudian menjadi hal yang membuat keduanya ditetapkan sebagai WBTB.

Dukutan

dukutan karanganyar
Warga mengikuti proses tradisi Dukutan di Lingkungan/Kelurahan Nglurah, Kelurahan/Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Selasa (15/3/2022). (Istimewa)

Dukutan merupakan ritual turun temurun yang diadakan oleh sebagian masyarakat Nglurah Kelurahan Tawangmangu, Kecamatan Tawangmangu, pada setiap Selasa Kliwon yang berupa bersih desa.

Mengutip berbagai sumber, upacara ini dilaksanakan pada wuku Dukut (kalender Jawa), yang mana merupakan hari pernikahan Kyai Menggung dengan Nyi Rasa Putih.

Baca Juga: Tradisi Mondosiyo dan Legenda Prabu Boko Peminta Tumbal Manusia

Dikisahkan, waktu dulu di Desa Nglurah, terdapat dua desa, yakni Nglurah Kidul (Selatan) dan Nglurah Lor (Utara). Warga keduanya sering berselisih hingga terjadi tawuran.

Pada masing-masing desa, terdapat dua tokoh, yakni Nyai Rasa Putih (Nglurah Kidul), dan Kyai Menggung (Nglurah Lor). Kisah bermula dari pengembaraan Kyai Menggung yang kemudian tinggal di Nglurah Lor.

Dalam pengembaraannya, ia bertemu dengan Nyai Rasa Putih dari Nglurah Kidul yang sakti. Pertemuan tersebut rupanya berlanjut dalam kekacauan dan adu kekuatan, sehingga melibatkan warga dari dua wilayah.

Akhirnya, pertempuran kedua tokoh itu berakhir bahagia karena mereka saling mencintai. Keduanya menikah dan hidup bahagia bersama para warga dari kedua desa.

Baca Juga: Memaknai Acara Bur-Buran Ayam Nadaran Pada Tradisi Mondosiyo

Keunikan dari tradisi ini adalah ketika pelaksanaan tawur sesaji, yaitu ritual “tawuran” dengan saling melempar sesaji, yang justru dinikmati oleh warga. Mereka tidak marah terkena lemparan, karena lemparan sesaji tersebut dianggap akan mendatangkan keberkahan.

Mondosiyo

tradisi mondosiyo di karanganyar lempar ayam
Warga berebut ayam persembahan yang dilemparkan ke atap Pendapa Dusun Pancot saat Upacara Mondosiyo di Dusun Pancot, Kalisoro, Tawangmangu, Karanganyar, Selasa (10/3/2020). (Solopos/Candra Mantovani)

Mondosiyo merupakan tradisi khas yang hanya ada di Dusun Pancot, Desa Kalisoro, Kecamatan Tawangmangu. Mondosiyo diambil dari wuku kelahiran Dusun Pancot yang lahir pada hari Selasa Kliwon wuku Mondosiyo.

Tradisi ini berawal dari kisah rakyat mengenai Pangeran Putut Tetuko yang bertarung melawan raja kanibal Prabu Boko.

Kepala Prabu Boko diinjak (pancat atau pencot) oleh Putut Tetuko, kemudian dilempar ke batu gilang yang kini dikeramatkan.

Baca Juga: Ini Wujud Sendang di Pertapaan Bancolono yang Dipakai Brawijaya V Mandi

Mondosiyo juga dikenal sebagai tradisi lempar ayam. Ayam akan dilempar ke atap pendapa dusun saat puncak acara.

Yang menjadi keunikan tradisi ini adalah ayam dibawa warga yang bernazar. Jumlahnya bisa lebih dari satu, dan ayam tersebut nantinya akan diperebutkan oleh warga lain.

Sebagai wujud rasa syukur warga desa, tradisi Mondosiyo juga dimeriahkan dengan pentas seni berupa gamelan dan reog.

Tradisi Mondosiyo menjadi akulturasi budaya Jawa dan ajaran Islam, yang mana terdapat sesaji, sedekah, dan doa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya