SOLOPOS.COM - Para pembicara dalam acara KUR Fintech Festival 2022 di Solo Technopark, Jebres, Solo, Kamis (19/5/2022). (Solopos/Afifah Enggar Wulandari)

Solopos.com, SOLO — Kalangan pelaku usaha mikro kecil menengah atau UMKM hingga kini tetap saja masih sulit mengakses kredit dari bank, terutama di daerah-daerah pinggiran. Padahal UMKM menjadi salah satu tumpuan pemulihan ekonomi Indonesia.

Di sisi lain, saat pandemi Covid-19, UMKM menjadi sektor yang paling merasakan dampaknya. Hal itu disampaikan tiga narasumber dalam workshop KUR Fintech Festival di Solo Techno Park (STP), Kamis (19/5/2022).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Salah satu narasumber, Felix Sharief, Head of Government Relation DANA Indonesia, mengatakan UMKM sebetulnya adalah tulang punggung keluarga Indonesia karena menyerap tenaga kerja yang cukup banyak.

“Alhamdulillah kita sekarang sudah bergerak ekonominya positif tapi kita melihat beberapa waktu silam saat pandemi, banyak teman-teman UMKM menemui masalah. Ada penurunan signifikan terhadap ekonomi nasional,” jelasnya.

Berkenaan dengan kondisi tersebut, Director and Chief and Sustainability Officer (CRSO) Amartha, Aria Widyanto, mengatakan masih ada UMKM yang belum terjangkau akses pembiayaan dan permodalan kredit bank.

Baca Juga: Geliatkan UMKM Soloraya, OJK Solo Dorong Optimalisasi Peran TPAKD

“Artinya potensinya [UMKM] sangat besar, tapi sayangnya dalam hal keuangan sektor UMKM itu terutama segmen mikro itu belum terjangkau pembiayaan perbankan,” tutur Aria.

Aria yang pernah mengambil studi pembangunan berkelanjutan, gender, dan kemiskinan University of London tersebut menjelaskan para pelaku UMKM di pinggiran mau tidak mau menyesuaikan diri dengan keadaan pandemi. Mereka harus beralih ke platform digital.

“Saat pandemi, transaksi keuangan yang biasanya dilakukan secara langsung, mau tidak mau mulai bertransformasi ke platform digital,” jelasnya.

Ancaman Gulung Tikar

Kondisi tersebut tentu membutuhkan biaya dan modal yang tak sedikit bagi pelaku UMKM. Apalagi ancaman usaha gulung tikar bisa sewaktu-waktu menghampiri mereka.

Baca Juga: Wali Kota Gibran Dorong UMKM Solo Naik Kelas dan Ramah Lingkungan

Dalam hal ini, financial technologi (fintech) berupaya membantu pembiayaan UMKM yang tak terjangkau akses kredit bank. “Di sinilah peran dari perusahaan teknologi keuangan atau fintech untuk bisa berkontribusi. Bagimana memberikan solusi transaksi pembiayaan dan modal yang lebih praktis dan menggunakan platform teknologi,” katanya.

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (KADIN) Solo, Firlie Ganinduto, juga mengatakan ada beberapa faktor yang menyebabkan pelaku UMKM merasakan situasi berat saat pandemi. Salah satunya kekurangan modal usaha dan minimnya pendapatan.

Selain itu, sektor perbankan juga menutup diri pada proyek baru. Mereka fokus berbenah dalam internal mereka. “Banyak dari sektor perbankan menutup diri untuk proyek baru ini mungkin realitas yang terjadi. Mereka ingin memproteksi kekuatan keuangan mereka sehingga fokus apa yang ada di bukunya,” kata Firlie.

Baca Juga: Wow, Produk Asli Kreasi UMKM Solo Ekspor Perdana ke 8 Negara

Hal itu yang menyebabkan dana dari digital lending naik pada masa pandemi Covid-19. Bahkan dana tersalurkan paling banyak kepada UMKM. “Digital landing itu naik, 46 persen dana yang tersalurkan itu untuk usaha menengah, untuk usaha kecil 33 persen, dan usaha mikro 21 persen,” terangnya.

Meski fintech menjadi salah satu solusi, Firlie juga tetap mengingatkan agar pelaku UMKM tetap hati-hati. Mereka wajib melakukan cek ricek legalitas fintek yang akan dipakai. “Jadi hati-hati. Bisa dicek mana yang betul-betul diawasi OJK dan mana yang ilegal di cekfintech.id,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya