SOLOPOS.COM - Sebanyak 38 siswa Kelas III SDN 1 Gondang, Sragen, belajar dalam satu ruangan, Selasa (7/2/2023). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — SDN 1 Gondang, Sragen, kekurangan ruang kelas dan kekurangan guru. Kelas paralel menjadi program SD unggulan di Desa Gondang, Kecamatan Gondang itu dan sudah berjalan untuk Kelas I, II, dan III. Khusus untuk Kelas III, sebanyak 38 siswa masih belajar di satu ruang yang seharusnya dua ruang.

Problem kekurangan ruang kelas dan guru itu terungkap saat anggota DPRD Sragen, Bambang Widjo Purwanto, mengecek SD yang terletak di utara Pasar Gondang, Sragen, itu, Selasa (7/2/2023). Awalnya Bambang Pur, sapaannya, menerima informasi adanya satu kelas diisi 38 siswa. Padahal sesuai aturan satu rombongan belajar (rombel) hanya diisi 28 siswa. Selain itu, Bambang Pur juga mendapat informasi di SDN 1 Gondang juga kekurangan guru.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ia datang ke SDN 1 Gondang untuk memastikan informasi itu dan ternyata benar. Ia meminta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sragen mencarikan solusi dari persoalan tersebut. Ia berharap ada pembangunan minimal satu lokal per tahunnya untuk menjamin kelas paralel berjalan.

“Kalau 38 siswa dalam satu kelas itu terlalu sempit karena melebihi aturan rombel yang hanya 28 siswa. Disdikbud memang harus turun tangan karena SDN 1 Gondang ini menjadi sekolah unggulan,“ jelasnya.

Guru SDN 1 Gondang,Widya Perwira, membenarkan siswa Kelas III yang berjumlah 38 siswa itu melakukan kegiatan belajar mengajar dalam satu kelas. Seharusnya dua kelas seperti Kelas I dan II.  Kelas I ada dua kelas yakni IA dan IB masing-masing ada 30 siswa.

Kemudian untuk Kelas II, juga ada IIA dan IIB yang dengan 28 siswa per kelas. Kemudian untuk Kelas IV, V, dan VI masih satu kelas dengan aturan rombel lama 32 siswa per kelas.

“Tahun lalu sekolah ini mendapat bantuan dua lokal, yakni untuk ruang kelas dan untuk laboratorium komputer. Seharunya dua lokal itu dipakai untuk Kelas III, tetapi ada ketentuan yang satu lokal untuk laboratorium komputer sehingga kekurangan satu lokal,“ jelas Widya.

Lebih lanjut ia menjelaskan setelah para guru berdiskusi akhirnya disepakati solusi sementara ruang kepala sekolah akan dimanfaatkan menjadi ruang kelas untuk menutup kekurangan satu lokal di Kelas III. Ruang kepala sekolah akan berbagi dengan ruang guru. Sedangkan untuk sarana prasarana meja dan kursi belajar, kata Widya, akan dikoordinasikan dengan komite sekolah.

Di sisi lain, Widya juga membenarkan masih kekurangan satu guru kelas karena ada guru yang diangkat jadi kepala SD lain.  Kekurangan satu guru kelas itu untuk mengajar di Kelas IB. Untuk sementara Kelas IB diampu guru Agama Kristen dengan dibantu pustakawan.

Widya berharap sesuai dengan program paralel dua kelas itu diharapkan bisa sampai Kelas VI sehingga membutuhkan tambahan guru kelas dan tambahan lokal baru.

Guru Kelas IV, Inta Purnomosari, menambahkan, sebenarnya pada 2022 lalu sekolah sudah membuat proposal permohonan  bantuan pengadaan empat lokal senilai Rp1,2 miliar ke pemerintah pusat lewat Disdikbud Sragen. Kalau proposal disetujui maka kebutuhan kelas di SDN 1 Gondang bisa terpenuhi.

Kabid Pembinaan SD Disdikbud Sragen, Muh. Farid Wajdi, mengaku sudah memetakan kondisi sekolah-sekolah unggulan.  Pengadaan lokal baru di SDN 1 Gondang, ujar dia, harus naik ke lantai II karena lahan yang terbatas.

Problem kekurangan kelas dan guru di SDN itu akan ia disampaikan ke pimpinan supaya ada kebijakan sehingga proses belajar mengajar di sekolah itu tidak terganggu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya