SOLOPOS.COM - Guru Besar Peternakan IPB Bogor, Prof. Dr. Ir. Muladno, MSA.IPU menyampaikan paparan dalam sosialisasi sekolah peternakan rakyat di Blora, Jumat (19/8/2022). (Istimewa)

Solopos.com, BLORA — Institut Pertanian Bogor (IPB) merintis pendirian Sekolah Peternakan Rakyat di Blora. Sekolah Peternakan Rakyat ini merupakan salah satu bagian dari Sentra Peternakan Rakyat atau SPR yang akan dikembangkan di kabupaten itu.

Blora selama ini dikenal sebagai pusatnya sapi di Jawa Tengah. Populasi sapi di Blora tercatat yang terbesar se-Jateng. Pendirian Sekolah Peternakan Rakyat ini merupakan tindak lanjut penandatanganan MoU antara Bupati Blora dengan Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB), beberapa waktu lalu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tim IPB hadir ke Blora dengan dipimpin Guru Besar Peternakan IPB Bogor, Prof. Dr. Ir. Muladno, MSA.IPU. Tim IPB langsung menggelar sosialisasi kepada para camat, kepala desa, dan petani peternak pada Jumat (19/8/2022). Sosialisasi berlangsung di hall pertemuan Hotel Al-Madina Blora.

Turut hadir Bupati Blora, H. Arief Rohman, S.IP., M.Si., dan Wakil Bupati Tri Yuli Setyowati, ST., MM. Berikut Kepala Bappeda, Kepala Dinas Pangan Pertanian Peternakan dan Perikanan, dan jajarannya.

Muladno yang juga mantan Dirjen Peternakan Kementan ini mengaku senang bisa hadir di Kabupaten Blora dan bersedia membantu pembangunan sektor peternakan yang punya potensi besar.

“Setelah sejak dua tahun lalu berkomunikasi dengan Pak Arief, Pak Bupati, akhirnya kini saya bisa berjumpa langsung dengan beliau di sini. Terima kasih Pak Bupati yang bulan lalu telah menjalin MoU dengan Pak Rektor IPB sebagai dasar program SPR ini,” ucap Muladno.

Baca Juga: Blora Sepakat Perangi Hama Tikus Tanpa Jebakan Listrik

Baginya, peternakan menjadi sektor yang penting untuk mendukung terwujudkan kedaulatan pangan nasional. Sehingga sudah seharusnya para peternak kecil di pedesaan bisa memperoleh ilmu dan pendampingan untuk mengembangkan usahanya.

“Di Indonesia ini, sebagian besar kebutuhan daging nasional dipenuhi oleh para peternak kecil yang punya sapi 2 sampai 4 ekor, di berbagai daerah. Sisanya baru perusahaan peternakan, yang sapinya justru beli dari Australia. Maka jika kita ingin daulat daging, peternak desa-desa ini harus kita damping untuk berkembang. Salah satunya lewat SPR ini nanti,” sambungnya.

Sebagai pilot project, tahap awal ini menurutnya SPR akan dilaksanakan di Desa Palon, Kecamatan Jepon, dan Desa Pengkolrejo, Kecamatan Japah.

“Jadi nanti peternak rumahan ini kita kumpulkan untuk belajar bersama, sekaligus praktik. Agar peternak bisa ikut membangun industri peternakan di wilayahnya sendiri. Untuk pembiayaan program ini insya Allah dibantu IPB dan Kementan. Sedangkan untuk pelaksanaannya akan kita carikan skema pinjaman bunga rendah, seperti yang pernah disampaikan Pak Bupati,” tambahnya.

Pihaknya kemudian meminta ada satu koordinator pelaksanaan pembentukan SPR ini dari Desa Palon dan Desa Pengkolrejo untuk tindak lanjut ke depannya.

Baca Juga: Sapi-Sapi Jumbo Warga Mojosongo Boyolali, Ini Resep Pakan Comborannya

“Di dekat Blora ini juga ada SPR yang masih terus berjalan dan berkembang dengan baik. Yakni di Kabupaten Bojonegoro, tepatnya Kecamatan Kasiman. Mungkin nanti kita bisa melihat belajar ke sana terlebih dahulu,” lanjutnya.

Bupati Arief Rohman, dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada Prof. Muladno dan tim yang beranggotakan para dosen IPB Bogor asli Blora atas kesediannya hadir memberikan ilmu peternakan kepada peternak lokal.

“Pak kades dan para peternak yang sudah hadir harus bersungguh-sungguh mengikuti program ini. Nek ra berhasil nanti tak coret, tidak akan dikasih bantuan program pengembangan peternakan atau lainnya. Harus sungguh-sungguh, apalagi program ini dibiayai oleh IPB dan Kementan. Sedangkan untuk modalnya kalau bisa nanti kita skema pinjaman bunga rendah. Kalau pinjaman itu ada tanggung jawab mengembalikan, namun kalau bantuan pasti habis tidak berkelanjutan,” tegas Bupati.

Bupati Arief Rohman ingin agar potensi peternakan sapi di Kabupaten Blora benar-benar bisa berkembang untuk mendorong kesejahteraan para petani peternak.

Baca Juga: Warga Sukoharjo Manfaatkan Kotoran Sapi Jadi Sumber Energi

“Selama ini masih banyak yang hanya sekadar raja kaya, hanya untuk tabungan saja kalau perlu dana dijual. Padahal kita punya populasi sapi terbesar di Jawa Tengah. Kita punya mimpi SPR ini nanti tidak hanya di Kecamatan Jepon dan Japah saja. Namun ke depan setiap kecamatan bisa memiliki SPR. Jepon dan Japah ini harus sungguh-sungguh sebagai contoh awal,” sambung Bupati.

“Saya tertarik dengan SPR ini karena beberapa tahun lalu mendengar sukses story peternakan justru dari kabupaten sebelah. Sedangkan Blora yang punya potensi besar justru belum punya SPR. Oleh karena itu ini harus bisa dijalankan dengan baik. Untuk penjualan hulu hilirnya, Pemkab juga telah menjalin MoU dengan PD Dharma Jaya DKI Jakarta,” terang Bupati.

peternakan Blora
Bupati Blora Arief Rohman hadir dalam sosialisasi sekolah peternakan rakyat di Blora, Jumat (19/8/2022). (Istimewa)

Posisi Tawar Peternak

SPR merupakan suatu kawasan tertentu sebagai media pembangunan peternakan dan kesehatan hewan yang di dalamnya terdapat populasi ternak tertentu yang dimiliki oleh sebagian besar pemukim di satu desa atau lebih, serta sumber daya alam untuk kebutuhan hidup ternak (air dan bahan pakan).

Di dalam SPR, terdapat Sekolah Peternakan Rakyat yang merupakan sarana transfer ilmu pengetahuan dan teknologi untuk membangun kesadaran peternak dan mendorong tindakan kolektif.

Baca Juga: Blora akan Dikenalkan Sebagai Kota Barongan, Apa Itu?

Melalui SPR, peternak berskala kecil baik individu maupun yang sudah tergabung dalam kelompok atau asosiasi didorong untuk berkonsolidasi membangun perusahaan kolektif yang dikelola secara profesional dalam satu manajemen. Ini merupakan salah satu upaya untuk menjadikan peternak berdaulat dan memiliki posisi tawar lebih tinggi.



“Sapinya bisa berkembang dengan baik dan menguntungkan. Kotorannya bisa dimanfaatkan untuk pupuk organik. Jadi nanti pertanian organiknya juga harus jalan. Kedepan pertanian organik ini menjadi produk yang mahal dan banyak dicari orang,” pungkas Bupati.

Usai dibuka Bupati, sosialisasi dilanjutkan dengan paparan, dan diskusi teknis tentang SPR, hingga foto bersama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya