SOLOPOS.COM - Direktur UT Surakarta, Yulia Budiwati. (Solopos.com-Ginanjar Saputra)

Banner Ekspedisi Ekonomi Digital 2021

Solopos.com, SOLO — Unversitas Terbuka (UT) Surakarta semakin matang melangkah dalam pengembangan pendidikan jarak jauh. UT Surakarta sekaligus menjadi pionir dan terdepan dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi terbuka dan jarak jauh (PTTJJ) di Tanah Air.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kiprah UT dalam menerapkan pembelajaran jarak jauh tak perlu diragukan lagi. Kini, UT Surakarta menjelma sebagai percontohan pembelajaran jarak jauh sejak muncul pandemi Covid-19 pada Maret 2020.

Di usia menginjak 37 tahun, transformasi pembelajaran dilakukan melalui integrasi teknologi guna membangun ekosistem pembelajaran digital. Metamorfosis pengembangan pendidikan jarak jauh antara mahasiswa dengan pengajar alias tutor dilakukan dengan beragam inovasi.

Pada awal berdiri pada 1984, UT Surakarta menggunakan layanan kantor pos untuk mengirim bahan ajar, tutorial ke rumah mahasiswa. Saat itu, banyak kendala karena tak sedikit rumah mahasiswa terletak di wilayah pedalaman. Beberapa tahun kemudian, pembelajaran jarak jauh menggunakan media kaset, audio video dan teknologi korespondensi.

Baca Juga: Kovizin Antar Mahasiswa FKIP UKSW Juara 2 Lomba Inovasi Pendidikan

“UT Surakarta didirikan oleh pemerintah didesain sebagai perguruan tinggi jarak jauh. Jadi bahan ajar dan tutorial dirancang sedemikian rupa karena mahasiswa dengan pengajar tidak bertatap muka. UT memiliki banyak keunikan dan karakteristik dibanding perguruan tinggi lainnya. Selain pembelajaran jarah jauh yang tidak terbatas ruang dan waktu, UT memiliki kantor daerah di sejumlah lokasi,” kata Direktur UT Surakarta, Yulia Budiwati, Rabu (8/12/2021).

UT Surakarta lantas mengembangkan sistem pembelajaran e-learning dengan menerapkan tutorial daring. Mahasiswa dan pengajar bisa berinteraktif saat pemberian materi kuliah. Sistem pembelajaran jarak jauh semakin berkembang pada 2010 dengan menerapkan tutorial webinar. Sehingga mahasiswa lebih cepat memahami materi perkuliahan.

Cara belajar mandiri tersebut menuntut mahasiswa berinisiatif sendiri maupun kelompok membentuk kelompok belajar dan kelompok tutorial. Mereka bisa menelaah materi bahan ajar secara mandiri. Selain itu, mahasiswa juga bisa memanfaatkan perpustakaan maupun mengikuti tutorial secara tatap muka maupun melalui Internet, radio, televisi serta sumber lain dari video.

Transformasi pembelajaran jarak jauh itu sesuai visi UT Surakarta yakni menjadi perguruan tinggi terbuka dan jarak jauh (PTTJJ) berkualitas dunia. “Kami berupaya memberikan akses pendidikan perguruan bagi seluruh lapisan masyarakat dengan beragam latar belakang pekerjaan. Baik masyarakat yang tinggal di perdesaan maupun perkotaan bisa mengakses pendidikan untuk menghasilkan lulusan yang berdaya saing tinggi,” ujar dia.

Baca Juga: Kebijakan MBKM Bisa Dimaksimalkan untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi

Adaptasi Teknologi

Pandemi Covid-19 yang muncul pada Maret 2020 mengubah sistem pembelajaran pendidikan di Indonesia, termasuk pendidikan tinggi. Pola pembelajaran jarak jauh bisa diterapkan permanen setelah pandemi rampung. Kegiatan perkuliahan secara daring menjadi hal mendasar. Pemanfaatan teknologi memberi kesempatan kepada sekolah melakukan berbagai modeling kegiatan belajar.

“Pembelajaran jarak jauh akan menjadi permanen. Bukan hanya pembelajaran jarak jauh pure, tapi hybrid model. Adaptasi teknologi itu pasti tidak akan kembali lagi,” kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim.

Guna meningkatkan kualitas dan keterampilan sumber daya manusia (SDM), UT Surakarta selalu menggelar pelatihan bagi para pengajar minimal sekali dalam setahun. Para pengajar bakal dibekali beragam materi dan keterampilan yang menunjang kegiatan perkuliahan secara online.

Demi mendongkrak akselerasi peningkatan angka partisipasi kasar (APK) perguruan tinggi, UT Surakarta berkolaborasi dengan instansi pemerintah maupun pihak lain guna penyediaan akses pendidikan tinggi bagi masyarakat di Soloraya ditambah Kabupaten Salatiga dan Kabupaten Grobogan.

Baca Juga: Penundaan Pengesahan RUU TPKS Memperburuk Daya Pencegahan yang Terbatas

“Kami juga menjalin kerjasama dengan sekolah, perguruan tinggi, dan pemerintah daerah. Selain itu, kami juga bekerjasama dengan perbankan seperti BRI, BTN dan Mandiri,” tutur dia.

Yulia menyebut UT diberi mandat oleh pemerintah untuk mencetak sarjana sebanyak mungkin dengan target satu juta sarjana. Sementara jumlah mahasiswa yang telah lulus sebanyak 341.000 orang. UT tengah berupaya bertransformasi menjadi perguruan tinggi negeri badan hukum (PTN BH) sebagai badan hukum publik yang otonom pada 2022.

Apabila ingin membuka program studi baru, UT tak perlu lagi mengajukan izin ke pemerintah pusat.
“Sekarang itu masyarakat menunggu UT membuka program magister PG PAUD. Kemudian pendidikan vokasi yang harus diperbanyak di Indonesia karena siap kerja. Prinsipnya UT Surakarta berupaya memenuhi kebutuhan masyarakat dalan mengakses pendidikan tinggi,” papar Yulia.

Sebagai pionir perkuliahan jarak jauh, UT Surakarta terus berinovasi guna menjawab tantangan pendidikan yang semakin berat. Beragam terobosan dilakukan guna menopang sistem perkuliahan jarak jauh dan memudahkan mahasiswa memahami materi. Diantaranya, bahan ajar interaktif dan modus pembelajaran berbasis web yang menjadi modus resmi layanan tutorial bagi mahasiswa.

Baca Juga: Presidential Threshold di Indonesia Terasa Aneh di Luar Negeri

Aplikasi Berbasis Proctoring

Tak hanya itu, intervensi belajar dilakukan dengan melengkapi aplikasi tugas mata kuliah (TMK). Mahasiswa dapat mengunduh dan meunggah jawaban secara online.

“Ada juga aplikasi Take Home Exam [THE] yang diterapkan saat ujian akhir semester. Mahasiswa bisa mengerjakan ujian di rumah secara singkat dan tepat. Jawaban soal bisa langsung dikirim ke pengajar,” tutur Manager Registrasi dan Ujian UT Surakarta, Ratih Paramitasari.

UT Surakarta juga telah menerapkan sistem ujian dengan aplikasi berbasis proctoring. Sistem pengawasan ujian online mampu merekam wajah dan aktivitas peserta ujian di dalam ruangan. Aplikasi proctoring lebih diaktifkan selama masa pandemi lantaran ada pembatasan kegiatan masyarakat.



Ada beragam fasilitas guna mendukung pembelajaran online seperti virtual laboratorium, perpustakaan digital dan juga e-book yang bisa dimanfaatkan mahasiswa yang berdomisili di perdesaan. Selain itu, mahasiswa juga bisa mengakses beragam materi-materi pengayaan lainnya secara daring.

Baca Juga: Airlangga Hartarto: Harga Minyak Goreng Ditetapkan Rp14.000 per Liter

“Mulai dari registrasi, kuliah hingga ujian dilaksanakan full online. Kami sudah terbiasa dengan aktivitas secara online sebelum muncul pandemi,” papar dia.

Manager Pembelajaran UT Surakarta, Kamari, menyinggung ihwal pembentukan kelompok belajar (pokjar) yang bertugas membantu mahasiswa memberikan layanan administrasi dan akademik di wilayahnya masing-masing.

Pokjar dapat berbentuk mandiri dan UPBJJ-UT. Pokjar mandiri dibentuk atas inisiatif mahasiswa. Sedangkan pokjar UPBJJ-UT adalah perorangan yang membantu kegiatan kelompok belajar mahasiswa sesuai ketentuan yang ditetapkan UT Surakarta.

“UT Surakarta terus membuka diri bagi berbagai institusi pendidikan untuk bekerja sama dalam pengembangan perguruan tinggi terbuka dan jarak jauh (PTTJJ) termasuk pada masa pandemi Covid-19,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya