SOLOPOS.COM - Ilustrasi - serangan siber (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO – Serangan siber adalah upaya organisasi atau individu untuk melanggar sistem informasi organisasi lain atau individu. Biasanya penyerang mencari beberapa jenis keuntungan dari mengganggu jaringan korban yang menjadi sasaran peretasan.

Beberapa tahun belakangan ini kita telah melihat berbagai kasus serangan siber dan banyak organisasi  yang telah  kehilangan uang dengan jumlah besar karena serangan keamanan siber. Seperti laporan Arnnet dan Security Magazine pada Senin (12/7/2021), laporan tahun 2017 dari Cybersecurity Ventures memperkirakan bahwa kerusakan akibat ransomware akan menelan biaya sebesar US$11,5 miliar pada tahun 2019 . Perkiraan biayanya akan mencapai US$20 miliar pada tahun 2021. Berikut ini adalah serangan keamanan siber paling terkenal yang telah terjadi selama beberapa dekade terakhir.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

NASA dan Departemen Pertahanan Amerika (1999)

Jonathan James, seorang hacker berusia 15 tahun berhasil mematikan komputer NASA selama 21 hari. James juga memperoleh akses ke 13 komputer di Pusat Penerbangan Luar Angkasa Marshall dan dapat mengunduh perangkat lunak milik NASA senilai US$1,7 juta. Selain itu James memperoleh akses melalui router, sehingga ia dapat mengakses nama pengguna dan kata sandi, ribuan pesan  serta kode sumber untuk Stasiun Luar Angkasa Internasional. Dengan menggunakan informasi itu, James mampu mencuri perangkat lunak NASA. Karena hal tersebut aparat keamanan menangkap James. Dia hanya menerima hukuman ringan karena usianya yang masih muda. Namun James bunuh diri pada tahun 2008 setelah dia terkena tuduhan berkonspirasi dengan peretas lain untuk mencuri informasi kartu kredit. James membantah tuduhan itu dalam surat bunuh dirinya.

Virus Melissa (1999)

Ini adalah virus makro pengiriman massal yang menargetkan sistem berbasis Microsoft Word dan Outlook. Virus Melissa akan menginfeksi dokumen Microsoft Word dan secara otomatis menyebarluaskan data file-nya sebagai lampiran melalui email yang akan terkirim ke 50 nama pertama yang terdaftar di kotak alamat email Outlook komputer yang terinfeksi. Meskipun virusnya terlihat sederhana namun kerugian akibat virus ini mencapai US$80 juta. Pada akhirnya pencipta virus Melissa, David Smith, tertangkap dan mendapat hukuman 20 bulan penjara.

Sistem Pembayaran Heartland (2008)

Perangkat lunak berbahaya atau malware menyusupi sistem perusahaan pemrosesan pembayaran Heartland melalui serangan injeksi SQL. Ini adalah salah satu kerentanan yang paling berbahaya dan penyusup mengeksploitasinya untuk mencuri data. Para peretas berhasil melewati berbagai paket antivirus, memasang perangkat lunak sniffer yang berfungsi untuk menangkap data kartu pembayaran, dengan fokus mencuri data saat transit. Baru setahun kemudian MasterCard dan Visa memergoki adanya serangan ini. Dampak serangan siber ini kabarnya memicu kerugian US$200 juta.

WannaCry (2017)

Pada tahun 2017, serangan ransomware global bernama WannaCry mempengaruhi sejumlah negara dan sektor. Jenis malware ini mengenkripsi data pengguna atau membuat pengguna tak bisa mengakses datanya sendiri. Pelaku pun meminta uang tebusan untuk membuka data. Selama empat hari WannaCry mampu melumpuhkan lebih dari 200.000 komputer di 150 negara. Di beberapa rumah sakit, WannaCry mengenkripsi semua perangkat, termasuk peralatan medis, dan beberapa pabrik terpaksa menghentikan produksi. Di antara serangan virus yang telah terjadi, WannaCry adalah yang paling jauh jangkauannya. Selain itu, terlepas dari kenyataan bahwa ia mulai menyebar di seluruh dunia pada tahun 2017, worm ransomware ini masih ada di Internet hingga saat ini. Nama yang terdeteksi adalah WanaCrypt0r, WannaCrypt,  WCRY, dan WRrypt. WannaCry menggabungkan dua komponen perangkat lunak berbahaya yaitu worm yang menyebar dengan cepat tanpa interaksi pengguna, dan ransomware yang mengenkripsi file pengguna dan kemudian meminta uang untuk mendekripsi file sehingga pemilik bisa menggunakannya lagi.

Organisasi Kesehatan Dunia (2020)

Organisasi Kesehatan Dunia atau biasa disebut WHO baru-baru ini menjadi korban serangan keamanan siber. Berbagai divisi yang bekerja untuk menangani pandemi virus corona melihat email dan kata sandi para staf yang disebarkan secara online, termasuk Gates Foundation, Organisasi Kesehatan Dunia, dan National Institutes of Health. Diperkirakan bahwa ‘Elite Hacker’ mungkin berada di balik serangan siber ini di mana hampir 25.000 alamat email dan kata sandi bocor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya