SOLOPOS.COM - Warga Dukuh Dayu, Desa Jurangjero, Kecamatan Karangmalang, Sragen, Tugiyo, menunjukkan bukti laporan dari Polres Sragen lantaran menjadi korban penipuan di warungnya di dukuh setempat, Selasa (29/11/2022). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Dalam dua hari, uang Rp84 juta milik Tugiyo, 54, warga RT 027, Dukuh Dayu, Desa Jurangjero, Kecamatan Karangmalang, Sragen, ludes. Ia jadi korban penipuan mencatut nama Bupati Sragen dan Wakil Bupati (Wabup) Sragen serta pejabat lainnya, Sabtu-Minggu (26-27/11/2022).

Penipuan itu bermodus memberi bantuan pembangunan masjid dengan nilai berlebih. Korbannya lantas diminta mentransfer kelebihan dana itu ke rekening panti sosial. belakangan diketahui rekening panti sosial itu rupanya rekening pelaku.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ditemui di rumahnya, Selasa (29/11/2022), Tugiyo menceritakan penipuan itu berawal saat masjid yang ia kelola mendapatkan bantuan Rp50 juta dari Pemkab Sragen. Tugiyo yang merupakan takmir Masjid tersebut diminta untuk membuat laporan pertanggungjawaban (LPj) penggunaan dana tersebut.

Karena masjid tersebut belum sepenuhnya jadi, Tugiyo diminta membuat proposal lagi agar mendapatkan dana bantuan tambahan untuk menyelesaikan pembangunan.

Baca Juga: Meresahkan! Pencuri Berkedok Memberi Bantuan Beraksi di Gantiwarno Klaten

“Jujur, saya tidak bisa membuat LPj itu sehingga saya meminta bantuan orang Pemkab untuk membuatkan. Karena kondisi masjid belum jadi, saya disarankan untuk mengajukan proposal bantuan lagi. Sehari setelah itu, saya mendapat pesan WhatsApp (WA) yang isinya ada bantuan untuk masjid. Saya kira pesan WA itu dari orang Pemkab sehingga saya percaya begitu saja,” jelas Tugiyo.

WA itu datang dari nomor yang memasang display pictures (DP) WA yang sama dengan gambar Wakil Bupati Sragen yang hendak memberi bantuan. Orang yang mengaku Wabup itu meminta temannya untuk mengirim bukti transfer. Tugiyo diberitahu ia ditransfer Rp22 juta tetapi orang yang mengaku Wakil Bupati itu mengatakan nilai uangnya kelebihan. Penipu menyaru Wabup itu menyebut  bantuan tersebut mestinya Rp15 juta, sehingga ada kelebihan Rp7 juta.

“Kelebihan Rp7 juta itu diminta transfer ke nomor rekening panti asuhan. Padahal saya sering mengingatkan orang yang hendak transfer ke orang yang tidak jelas. Saya ini kebetulan menjadi agen transaksi keuangan. Ternyata malah saya sendiri yang menjadi korban,” ujarnya.

Baca Juga: Malang Betul Bakul Cilok di Sragen Ini, Sudah Kena Tipu Upal, Motor Pun Raib

Atas Nama Bupati

Dia melanjutkan yang kedua bantuan datang dari orang yang mengatasnamakan Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, senilai Rp18 juta tetapi juga kelebihan separuh. Dana kelebihan itu juga diminta transfer ke nomor rekening panti asuhan yang sama dengan sebelumnya senilai Rp 9 juta.

“Transaksi itu sampai tujuh kali, tetapi saya masih percaya. Saya mulai percaya itu ketika saat takziah mendapat kiriman bukti transfer lagi dan diminta mengembalikan lagi Rp15 juta dan pihak yang bersangkutan akan datang ke rumah. Saya harus menyiapkan makanan dan juga transfer,” ujarnya.

“Sampai siang, saya tanya, ‘jadi ke rumah?’ Ternyata tidak ada jawaban. Kemudian nomor yang ada gambarnya Wakil Bupati itu saya video call tidak diangkat. Bahkan semua pesannya dihapus. Saat itulah saya sadar kalau penipuan kemudian saya melapor ke polisi. Total dana yang sudah saya transfer Rp84 juta,” jelas dia.

Tugiyo mengatakan kejadian itu terjadi mulai Sabtu (26/11/2022) sore dan Minggu (27/11/2022) pagi. Dia mengatakan dari Polsek Karangmalang mengarahkan supaya melapor langsung ke Polres Sragen. “Saya sudah membuat laporan ke Polres Sragen,” katanya.

Baca Juga: Banyak Korban, Kapolres Sragen: Waspadai Penipuan Modus Kuras Isi Rekening

Sementara itu, Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, menyatakan modus penipuan seperti itu sudah lama. Dia mengatakan profilnya, DP WA-nya, juga dipakai untuk menipu, bahkan ada pondok pesantren yang tertipu juga.

“Tetapi ada yang hampir kena kemudian langsung konfirmasi ke saya. Berarti dia cerdas. Modusnya sama. Penipu itu awalnya memberi bantuan dengan nilai dilebihkan dan kelebihan diminta dikembalikan lewat transfer,” ujarnya.

Ia meminta Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Sragen terus menyebarkan informasi tentang nomor dan DP WA bupati yang benar. Yuni mengatakan konsekuensinya ponselnya tidak pernah istirahat.

“HP-ku enggak pernah leren sekarang, karena banyak yang konfirmasi ini nomor Bupati, ini nomor Bupati. Saya jawab semua, ya, ya, ya,… Kalau ada apa-apa bisa konfirmasi ke nomor sini. Kasus ini sudah lama. Polisi sulit mengungkap karena nomornya ganti-ganti terus,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya