SOLOPOS.COM - Siswa SDN 4 Sragen memperhatikan Bupati Kusdinar Untung Yuni Sukowati yang menjelaskan tentang pentingnya protokol kesehatan, Senin (29/3/2021). (Solopos-Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN -- Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati menjadi guru dadakan di sejumlah sekolah yang menyelenggarakan simulasi pembelajaran tatap muka atau PTM, Senin (29/3/2021).

Bupati Yuni mejadi guru dadakan salah satunya di SDN 4 Sragen. Dari enam kelas yang melaksanakan simulasi pembelajaran tatap muka (PTM) pada Senin (29/3/2021) itu, ruang Kelas IIA menjadi perhatian. Ada 13 siswa dari 26 siswa di kelas itu yang masuk. Semua siswa memakai masker. Ada tujuh orang di antaranya memakai faceshield.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kenapa harus pakai masker atau fasceshield?” tanya Bupati Yuni Sukowati.

Baca juga: Pulang Salat Subuh, Warga Sragen Meninggal Diduga Jadi Korban Tabrak Lari

Seorang siswa, Fawas, berani menjawab, “Untuk menghindari virus Corona.”

“Bagus!” Yuni, sapaan Bupati, menjelaskan masker atau faceshield itu berfungsi untuk menutup mulut dan muka.

Mengapa demikian? Yuni menerangkan virus Corona itu bisa masuk ke tubuh dengan melewati mulut, hidung, dan mata. “Jadi setiap beraktivitas di luar rumah harus memakai masker, ya!” pinta Yuni.

Baca juga: Belum Dipanen, Porang Milik Petani Gemolong Sragen Malah Dimaling

Tidak cukup dengan itu. Yuni menyampaikan virus itu bisa menempel di tangan. Untuk menghindarinya, Yuni meminta para siswa untuk rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.

“Bagaimana cara mencuci tangannya? Ada yang bisa?” Pertanyaan Yuni itu tak ada yang menjawab. Akhirnya, Yuni sendiri yang memberi contoh cara mencuci tangan dengan benar dan diikuti para siswa.

Berangkat dari Rumah

Di SDN 1 Puro, Karangmalang, Yuni juga memasuki ruang Kelas II. Begitu masuk ruangan, Yuni langsung menanyakan jam berapa berangkat dari rumah.

Baca juga: Innalillahi, Santri Asal Sragen yang Tenggelam di Dam Kalikuning Sleman Ditemukan Meninggal

Seorang siswa, Rizky menjawab pukul 06.30 WIB. Di belakang Rizky ada Denis yang duduk memperhatikan Bupati. Yuni bertanya lagi, Denis berapa lama tidak bertemu dengan Rizky.

“Sudah setahun.” Jawab Denis.

“Denis melihat Risky ada perubahan tidak?” kata Yuni.

Pertanyaan itu hanya dijawab dengan senyum seraya menggelengkan kepala.

Baca juga: Bupati Sragen Yakin Sekolah Tatap Muka Mulai 5 April 2021 Lancar

Sementara itu, di Kelas VIB, seorang guru kelas Tri Sulis, mengajar tematik kepada para siswanya. Para siswa itu kali terakhir bertemu gurunya pada 31 Agustus lalu.

Pada Agustus itu hanya bertemu tatap muka selama lima hari kemudian terhenti lagi. Baru pada Senin kemarin, Tri bertemu dengan para siswanya. Selama September 2020 sampai Maret 2021 pelajaran daring.

“Iya, begitu masuk pekan depan langsung penilaian akhir tahun (PAT) praktik untuk Kelas VI. Itu penilaian untuk kelulusan siswa. Gurunya saja pusing apalagi siswanya,” ujar Tri.

Baca juga: Pajak Daerah Sragen 2020 Anjlok Rp14 Miliar Jadi Sorotan KPK

Seorang siswa Kelas VIB SDN 1 Puro, Naela, tidak terlihat pusing. Saat ditanya tentang persiapan ujian sekolah, ia akan menghadapinya dengan belajar giat.

“Ini pertemuan dengan teman-teman setelah Agustus 2020 lalu. Kaget juga, baru masuk langsung persiapan menghadapi ujian. Ya, nanti belajar,” katanya.

Ujian Madrasah

Kondisi serupa juga terjadi bagi para siswa Kelas IX SMP/MTs. Wakil Kepala Bidang Kurikulum MTsN 5 Sragen, Purwadi, menyampaikan mulai Senin (5/4/2021) para siswa Kelas IX ikut ujian madrasah.



Dia menyebut ada 320 orang siswa Kelas IX yang harus ujian madrasah dari Senin-Sabtu (5-10/4/2021).

“Ujian itu sebagai salah satu penentu kelulusan. Selain hasil ujian ada penilaian rapor semester I-V. Persiapan ya selama pembelajaran daring. Anak-anak sudah diberi tugas-tugas. Sekali tempo anak-anak juga masuk untuk evaluasi pembelajaran,” ujarnya.

Baca juga: 91,56% Orang Tua di Sragen Setuju PTM Digelar

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sragen Suwardi mengatakan persiapan ujian sekolah bagi siswa dilakukan selama pembelajaran daring.

Dia mengatakan dengan adanya beberapa waktu pembelajaran tatap muka ini bisa untuk persiapan juga. Untuk persiapan ruangan cukup longgar.

Suwardi mengatakan siswa yang masuk untuk SMP/MTs hanya 1/3 dari kapasitas sekolah dan untuk SD/MI hanya 1/6 dari kapasitas sekolah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya