Solopos.com, SUKOHARJO — Bupati Sukoharjo Etik Suryani menyampaikan pemerintah menggeber pencegahan stunting sejak munculnya pandemi Covid-19 pada 2020. Menurut dia, pencegahan stunting menjadi program prioritas di setiap daerah guna mewujudkan sumber daya manusia (SDM) termasuk pembentukan generasi emas 2045.
“Di tengah masa pandemi Covid-19, persoalan stunting menjadi tantangan bagi pemerintah daerah agar fokus melakukan pendampingan keluarga kepada para ibu hamil dan calon pengantin,” jelasnya saat ditemui wartawan di Gedung Menara Wijaya, Rabu (16/2/2022), saat acara pengukuhan bunda generasi berencana (Genre) dan penobatan duta penurunan stunting.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Stunting, mengutip laman kemenkes.go.id, adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.
Baca juga: 4 Desa di Sukoharjo Rawan Longsor, BPBD Tanam Rumput Vetiver
Saat ini, total jumlah anak stunting di Sukoharjo sebanyak 594 orang yang tersebar di delapan kecamatan. Kecamatan Polokarto menjadi daerah terbanyak kasus stunting yang tersebar di 10 desa.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Sukoharjo, Proboningsih Dwi Danarti, menyatakan total jumlah anak stunting yang tersebar di 20 desa sebanyak 594 orang. Menurutnya, kasus stunting diukur berdasarkan tinggi dan berat badan anak yang disesuaikan dengan usia.
Berikut ini tabel persebaran anak stunting di Kabupaten Sukoharjo, mengacu data dari DPPKBP3A Sukoharjo: