SOLOPOS.COM - Pengunjung memanfaatkan fasilitas eskalator di Pasar Tanggul Solo, Rabu (10/11/2021). (Solopos/Bayu Jatmiko Adi)

Solopos.com, SOLO — Sebelum Pasar Legi dan Pasar Purwosari, konsep bangunan semi modern pada pasar tradisional sudah diterapkan di Pasar Tanggul Solo. Begitu juga dengan Pasar Sangkrah, Pasar Klewer, Pasar Rejosari, dan lainnya.

Bahkan di Pasar Tanggul, sudah dilengkapi eskalator, dan masih difungsikan hingga saat ini. Pasar yang ada Jl Martadinata, Solo, tersebut dibangun sekitar 2015 lalu. Pasar tersebut bahkan sempat ditetapkan menjadi percontohan oleh Kementerian Perdagangan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Keberadaan eskalator menjadi pembeda dari pasar tradisional lainnya di Solo. Pantauan Solopos.com, Rabu (10/11/2021), fasilitas tersebut masih berfungsi dengan baik. Beberapa pengunjung pasar memanfaatkan fasilitas itu saat berpindah dari lantai bawah ke lantai atas atau sebaliknya.

Keberadaan alat itu tentu lebih memudahkan orang untuk naik lantai atau turun lantai di Pasar Tanggul Solo dibandingkan dengan tangga biasa. Dengan mesin itu orang tak perlu berjalan kaki naik turun yang menguras tenaga.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Wah, Ternyata Begini Asal Usul Nama Kawasan Gladak Solo

Kondisi Pasar Tanggul yang berlantai keramik warna putih juga terlihat bersih. Kepala Pasar Tanggul, Joko Sumarno, mengatakan sejauh ini kegiatan perawatan pasar terus dilakukan.

“Kami berupaya agar pasar ini tetap nyaman untuk pengunjung dan pedagang. Pembersihan dilakukan setiap hari setidaknya dua kali,” jelasnya saat ditemui Solopos.com, Rabu.

Dibandingkan lantai bawah, kondisi di lantai atas Pasar Tanggul, Solo, lebih lengang. Beberapa los terlihat kosong. Meski begitu tetap ada sejumlah pedagang yang berjualan di lantai atas.

Memberikan Kenyamanan

Mereka di antaranya pedagang plastik, pedagang kuliner, dan pakaian. Joko mengatakan total ada 190 pedagang di pasar tersebut. Jumlah itu terdiri dari 150 pedagang di los, 34 pedagang kios dan enam pedagang oprokan. Kemudian yang ada di lantai atas saat itu ada sekitar 15 pedagang.

Baca Juga: Pertama dalam Sejarah, UMS bakal Kukuhkan 4 Guru Besar Sekaligus

Menurut salah satu pedagang, Sukatmi, kondisi Pasar Tanggul Solo yang bersih memberikan kenyamanan tersendiri. Meskipun untuk jumlah pengunjung yang ada di lantai atas, menurutnya tidak banyak.

“Kalau tidak nyaman, ya saya sudah tidak jualan di sini. Kalau untuk pengunjung lantai atas, saya juga tidak tahu, katanya capek [capai] kalau naik ke atas. Padahal sudah ada tangga itu [eskalator],” kata pedagang yang mengaku susah berjualan selama lima tahun di pasar tersebut.

Pedagang lain, Hani, mengatakan hal yang sama mengenai tidak banyaknya pengunjung yang menyambangi pasar lantai atas. Ia yang telah berjualan di Pasar Tanggul selama 25 tahun, sempat merasakan berjualan di pasar lama.

Menurutnya, meski kondisi pasar lama belum sebagus saat ini, namun tingkat kunjungannya lebih tinggi. Terlebih untuk kunjungan di pasar lantai atas.

Baca Juga: Gibran Rela Hujan-Hujanan demi Semangati Petugas Kebersihan DLH Solo

Untuk menyiasatinya, sebelum berjualan di lantai atas, dirinya menjajakan dagangannya di luar pasar dan menawarkan ke beberapa pedagang dan pengunjung di lantai bawah.

Lebih Bersih

“Kemudian pukul 08.00 WIB, saya jualan di atas sini. Kalau untuk kebersihan memang lebih bersih saat ini. Untuk daya beli, tidak tahu apakah karena pengaruh pandemi ini juga atau seperti apa,” katanya.

Selain Pasar Tanggul Solo, penataan juga dilakukan salah satunya di Pasar Sangkrah yang dibangun pada 2017 lalu. Menurut pengelola dan pedagang, saat ini bangunan pasar baru tetap memberi daya tarik bagi pelanggan untuk berbelanja di pasar tersebut.

Kepala Pasar Sangkrah, Ali Mukhlison, mengatakan pada ajang Solo Great Sale (SGS) kemarin, pasar tersebut juga tercatat memiliki jumlah transaksi tertinggi untuk kategori pasar tradisional.

Baca Juga: Rekonstruksi Kasus Menwa UNS Solo Dijadwalkan Pekan Depan

Kemudian untuk perawatan, saat ini pengelola dan pedagang terus bekerja sama untuk menjadikan Pasar Sangkrah tetap bersih dan nyaman.

“Untuk kebersihan, kami juga bekerja sama. Sedangkan untuk menjaga keamanan, dari pemerintah sudah menyiapkan kamera CCTV namun hanya beberapa. Dari paguyuban pedagang pun mau menambah sendiri,” katanya.

Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Sangkrah, Kusmadi, mengatakan sejauh ini kondisi Pasar Sangkrah masih banyak dikunjungi pengunjung. “Kalau untuk daya beli, asalkan pelanggan tidak lari, tidak masalah. Sejauh ini masih eksis. Bahkan kemarin SGS pasar ini mendapatkan jumlah transaksi terbanyak,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya