SOLOPOS.COM - Warga menggunakan sepeda motor melintasi jembatan sesek menyeberang Sungai Bengawan Solo di Sewu, Jebres, Solom Kamis (8/9/2022). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Jembatan sesek yang menghubungkan dari wilayah Desa Gadingan, Mojolaban, Sukoharjo, menuju Beton, Kelurahan Sewu, Jebres, Solo, menjadi salah satu alternatif warga selama Jembatan Mojo ditutup untuk perbaikan.

Jembatan dari anyaman bambu itu dipasang secara swadaya oleh warga sebagai sarana penyeberangan, khususnya sepeda motor atau sepeda angin. Informasi yang diperoleh Solopos.com, jembatan sesek itu dipasang sejak Rabu (7/9/2022).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Jembatan sesek itu nantinya dikelola oleh warga. Pantauan Solopos.com, Jumat (9/9/2022), jembatan sesek itu memiliki panjang sekitar 70 meter dengan lebar 2 meter. Jembatan hanya bisa dilewati kendaraan roda dua dari satu arah alias tidak bisa bersimpangan.

Jika ada kendaraan lain yang hendak melintas dari arah berlawanan harus mengantre. Lantai jembatan sesek dipertebal agar lebih kuat saat dilewati pengendara sepeda motor. Bagian bawah jembatan juga dipasangi bekas drum guna memperkuat lantai jembatan dari bambu itu.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Solo, Taufiq Muhammad, tak menampik jembatan sesek bakal menjadi akses alternatif untuk menyeberangi Sungai Bengawan Solo selama Jembatan Mojo ditutup, 26 September-30 November mendatang.

Baca Juga: Alasan Jembatan Mojo Solo Harus Ditutup Total: Pelat Betonnya Pecah, Bahaya!

Taufiq pun memperkirakan pengguna jalan yang melewati jembatan sesek bakal meningkat saat Jembatan Mojo ditutup. Karena itu, Taufiq bakal berkoordinasi dengan Dishub Sukoharjo untuk membahas uji kelayakan jembatan sesek. Uji kelayakan itu terutama kekuatan jembatan jika dilewati kendaraan bermotor.

Modal Rp15 Juta

“Kami bakal berkoordinasi dahulu dengan Dishub Sukoharjo. Mungkin, pekan depan karena Jembatan Mojo direncanakan ditutup pada akhir September,” katanya kepada Solopos.com, Jumat.

Sementara itu, pengelola jembatan sesek di Bengawan Solo, Bagong, mengatakan butuh modal Rp15 juta untuk membuat jembatan sesek itu. Modal itu untuk membeli seratusan batang bambu dan 30-an drum bekas. “Belum lagi paku, kawat, dan sesek,” ujar warga Gadingan, Mojolaban, Sukoharjo, itu saat ditemui Solopos.com, Jumat.

Baca Juga: Jembatan Sesek Beroperasi, Jadi Jalur Alternatif Penghubung Solo-Sukoharjo

Bagong mengatakan saat jembatan sesek itu masih sepi. Namun, saat Jembatan Mojo Solo ditutup, ia meyakini jumlah pengendara sepeda motor yang melewati jembatan sesek akan melonjak tajam.

“Saat itu, sisi kanan dan kiri jembatan bakal dijaga beberapa orang. Mereka juga mengatur pengendara sepeda motor yang hendak menyeberangi sungai,” kata Bagong.

Rata-rata penghasilan yang didapat dari penyeberangan jembatan itu senilai Rp200.000-Rp300.000. Uang dibagi untuk beberapa orang yang bertugas menjaga jembatan sesek.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya