SOLOPOS.COM - Penandatanganan kerja sama nota kesepahaman (MoU) antara Institut Teknologi Nasional Yogyakarta (ITNY) dengan Pemerintah Desa Gendayakan, Kecamatan Paranggupito, Wonogiri di bidang bina desa di Kantor Desa Gendayakan, Kamis (1/4/2021). (Istimewa/Mohammad Wiyanto)

Solopos.com,WONOGIRI -- Institut Teknologi Nasional Yogyakarta (ITNY) meneken nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) dengan Pemerintah Desa Gendayakan, Kecamatan Paranggupito, Wonogiri di bidang bina desa. Dalam nota kesepahaman ini, ITNY berkomitmen membantu Pemdes Gendayakan mengangkat potensi desa menggunakan teknologi.

Penandatangan kerja sama ini berlangsung Kamis (1/4/2021) di Kantor Desa Gendayakan. Kerja sama itu merupakan tindak lanjut dari kegiatan Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Gapradi ITNY yang telah melakukan pengangkatan air dari Goa Jomblang, Dusun Ngejring, Gendayakan, Paranggupito, Wonogiri.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kegiatan itu sendiri diinisiasi oleh Padepokan Dakwah Sunan Kalijaga (Padasuka). Pengangkatan air sudah berjalan selama 18 bulan dengan target pengerjaan selama tiga tahun. Kini air yang ditemukan berada di kedalaman 180 meter.

Baca Juga: Rumah Kontrakan Penjual Cincau Wonogiri Terbakar, Motor, Kulkas, Dan TV Ludes

Desa Gandeyakan
Acara kerja sama antara Institut Teknologi Nasional Yogyakarta (ITNY) dengan Pemerintah Desa Gendayakan, Kecamatan Paranggupito, Wonogiri di bidang bina desa di Kantor Desa Gendayakan, Kamis (1/4/2021). (Solopos.com/M. Aris Munandar)

Kepala Lembaga Kerja Sama ITNY, Hita Pandita, mengatakan kerja sama ini merupakan kontribusi perguruan tinggi dalam membangun meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Program yang saat ini sudah berjalan yakni pengangkatan air dengan teknologi tepat guna yang dimiliki ITNY. Salah satu manfaat yang diperoleh warga adalah mereka kini lebih meudah mendapat air saat musim kemarau.

"Kerja sama yang kami lakukan tidak hanya di bidang air saja. Ke depan potensi di desa ini yang bisa dikelola dengan teknologi yang kami punya, akan diterapkan dan kami gali. Maka kami datang ke sini dalam rangka mengetahui apa saja potensi di Gendayakan. Teknologi seperti apa yang tepat diterapkan di sini akan kami kembangkan," kata dia di sela-sela acara.

Potensi Bencana

Saat Hita melihat kondisi geografi di Gendayakan, sepintas ia melihat ada potensi bencana. Tanah di sana rawan runtuh atau ambles, karena terdiri dari batuan karst. Di ITNY mempunyai teknologi tepat guna yang bisa mendeteksi potensi runtuhan tanah atau batuan. Sehingga bisa dimanfaatkan di Gendayakan. Kegiatan semacam itu telah dilakukan di Kabupaten Gunung Kidul.

Baca Juga: Pengembangan Wisata di Wonogiri Selatan Dinilai Belum Maksimal, Ini Penyebabnya

Selain pengangkatan air, menurut dia, potensi yang bisa dikembangkan di Gendayakan adalah peningkatan taraf hidup masyarakat. Hasil pertanian seperti singkong dan pisang bisa dikelola dengan teknologi tepat guna. "Terkait infrastruktur, ITNY bisa berkontribusi dalam batching plant, jadi lebih ke improvement. Program desa didukung," ujar Hita.

"Kerja sama yang kami lakukan sebagai bentuk program tri dharma perguruan tinggi. Apa yang akan kami lalukan di sini nantinya juga berkaitan dengan penelitian. Intinya potensi yang kami lihat di sini akan kami kembangkan dengan teknologi yang kami punya," kata Doktor Bidang Geologi ITNY melanjutkan.

Harus Berkelanjutan

Dewan pimpinan wilayah Padasuka dan Penanggung Jawab Kerja Persaudaraan Pengangkatan Air Gendayakan, Mohammad Wiyanto, mengatakan kerja sama itu akan memberi dampak bagus kepada kedua belah pihak. Setelah program pengangkatan air selama tiga tahun nanti selesai, bisa dikembangkan di bidang lain.

"Program pengangkatan ini kan tidak permanen, hanya tiga tahun. Karena yang mengerjakan para sukarelawan dan anggota Mapala. Ke depan butuh usaha untuk membuat keadaan yang ditinggalkan [Gendayakan] tetap terjaga selamanya. Selain air bisa dikembangkan ke hal lain, seperti ekonomi masyarakat, teknologi terapan, survei, penelitian dan apapun yang memberi kebaikan kepada masyarakat," kata alumni Mapala Gapradi tersebut.

Baca juga: Kementerian ATR/BPN Lirik Potensi Besar di Wonogiri Selatan, Mau Bikin Apa?

Wiyanto mengatakan setelah program pengangkatan air selesai, pengelolaan akan diserahkan ke desa. Hasil dari pengelolaan bisa digunakan untuk pemberdayaan ekonomi atau infrastruktur desa. Misalnya, karena penerangan di Gendayakan minim, bisa dibuat tiang lampu yang menggunakan solar cell. Di kampus, teknologi itu ada sehingga bisa diterapkan di Gendayakan. Kampus punya akses dana untuk riset.

"Intinya ketika program pengangkatan air sudah selesai, air tetap terjaga dengan baik. Di sisi lain desa dengan kampus bisa mengembangkan hal-hal lain yang bermanfaat untuk masyarakat," kata Wiyanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya