SOLOPOS.COM - Risma dalam tayangan Mata Najwa bertema Blak-blakan dengan Risma di Metro TV (Youtube.com)

Solopos.com, JAKARTA — Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang akrab disapa Risma tengah jadi sorotan Indonesia. Beberapa waktu terakhir ini, media massa nasional—utamanaya stasiun televisi—menjadikannya sasaran utama wawancara eksklusif.

Perubahan sikap media massa nasional itu bertepatan dengan kondisi Risma yang didera persoalan politik. Ia harus menerima wakil wali kota baru pengganti Bambang D.H. yang beberapa waktu lalu maju dalam Pilkada Jatim. Ia adalah Wisnu Sakti Buana yang November 2013 lalu dipilih melalui forum paripurna DPRD Surabaya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sungguh tak pas tentu saja. Wisnu selama ini dicatat dengan tinta tebal oleh pelbagai media massa sebagai politikus yang mencoba mendongkel Risma, akhir 2010 silam. Turut tercatat pula dalam berita-berita itu tentang perubahan sikap PDI Perjuangan yang semula mengusung Risma dan kemudian bermanufer mencoba mekzulkan Risma. Wisnu yang kala itu wakil ketua DPRD Surabaya, kerap tertulis di arsip media massa yang menyebutkan kisah itu.

Alasannya? Ensiklopedia online Wikipedia mencatat jelas anggapan Mendagri Gamawan Fauzi bahwa alasan pemakzulan Risma adalah hal yang mengada-ngada. Bahkan disebutkan kabar yang menyebutkan bahwa perubahan sikap para politikus PDIP itu disebabkan banyaknya kalangan DPRD Kota Surabaya yang tidak senang dengan sepak terjang politik Risma yang maunya serba membela kepentingan rakyat.

Risma terkenal tidak kenal kompromi saat maju berjuang membangun Kota Surabaya. Ia bahkan menolak keras pembangunan tol tengah Kota Surabaya yang dinilai tidak akan bermanfaat untuk mengurai kemacetan dan lebih memilih meneruskan proyek frontage road dan MERR-IIC (Middle East Ring Road) yang akan menghubungkan area industri Rungkut hingga Jembatan Suramadu via area timur Surabaya. Jalur jalan itu juga bermanfaat untuk pemerataan pembangunan kota.

Tekanan politik seiring hadirnya wakil wali kota yang mencoba memakzulkannya itulah yang membuatnya berpikir mundur dari jabatan wali kota Surabaya. Sayangnya, berbagai pihak mendukung Risma termasuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). SBY yang juga ketua Dewan Pembina Partai Demokrat itu memintanya tak mundur dari jabatannya.

Jika Presiden SBY yang juga dedengkot partai Demokrtat demikian peduli dengan kondisi Risma yang tak bebas lagi membela kepentingan warganya, rupanya tak demikian dengan kalangan partai pengusungnya saat pemilu kepala daerah dulu. Tatkala Kamis (20/2/2014) kemarin Risma datang ke Gedung DPR, Senayan, Jakarta untuk mengonsultasikan keabsahan Wisnu jadi wakil wali kota, ia sempat mengakui tak pernah berani menyapa terlebih dulu Megawati Soekarnoputri yang dedengkot PDI Perjuangan.

Ia hanya menyatakan siap untuk dipertemukan dengan Ketua Umum (Ketum) PDI Perjuangan itu. “Saya tidak berani menelepon Ibu Ketum [Megawati Soekarnoputri.], memangnya saya siapa? Tapi kalau dipertemukan saya mau,” aku Risma yang mengaku telah berkomunikasi dengan Presiden SBY terkait niatnya mengundurkan diri namun ia justru diminta membatalkan niatnya itu. (Akhirul Anwar/John Andi Oktaveri/JIBI/Bisnis)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya