SOLOPOS.COM - Ibu Negara Ani Yudhoyono (JIBI/dok)

Solopos.com, JAKARTA — Istana membantah pemberitaan media Australia yang menempatkan Ibu Negara Ani Yudhoyono sebagai orang paling berpengaruh di Kabinet Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 2009.

Harian The Australian memberitakan kekuatan pengaruh Ibu Negara dalam pemerintahan adalah alasan badan intelejen Australia menjadikannya sebagai salah satu sasaran penyadapan. Presiden SBY, menurut artikel tersebut, mempercayai Ani sebagai penasihat tunggal pada masa peralihan di antara dua periode pemerintahannya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Posisi tersebut memberikan Ani kekuatan untuk menyingkirkan lawan-lawan politiknya, termasuk menggeser posisi Jusuf Kalla sebagai pasangan calon wakil presiden pada 2009. Ani juga disebut pernah memiliki rencana untuk menggantikan SBY sebagai presiden pada 2014 dan mempersiapkan Agus Harimurti sebagai presiden berikutnya pada 2019.

The Australian mengutip komunikasi diplomatik dari Kedutaan Besar Amerika Serikat yang dibocorkan oleh Wikileaks sebagai sumber pemberitaan. Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha mengatakan artikel yang dilansir pada Sabtu (14/12/2013) tersebut merupakan berita yang tidak berdasar.

“Isu tersebut menurut kami tidak berdasar, tidak ada dasarnya. Isu itu tidak berdasarkan sesuatu yang sifatnya formal atau secara hukum bisa dipertanggungjawabkan,” katanya, Minggu (15/12/2013).

Dia juga mempertanyakan penggunaan posisi politik Ibu Negara sebagai pembenaran alasan penyadapan oleh badan intelejen Australia. “itu pembenaran terlalu ngawur. Masa mereka enggak baca, undang-undang kebebasan, atau bagaimana HAM seseorang diatur,” kata Julian.

Julian menegaskan berita The Australian bukan sesuatu yang layak ditanggapi secara resmi oleh pemerintah Indonesia.  Berita tersebut juga tidak akan mempengaruhi hubungan politik antara Australia dan Indonesia, termasuk upaya rekonsiliasi hubungan bilateral antara menteri luar negeri kedua negara.

“Tidak [akan berpengaruh]. Saya sendiri melihatnya bukan sesuatu yang harus ditanggapi, tidak pas lah, tapi karena ini ditanyakan [saya jawab],” kata Julian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya