SOLOPOS.COM - Petugas membersihkan dan menata kamar tidur yang sebelumnya digunakan untuk merawat pasien Covid-19 di Asrama Haji Donohudan. (Solopos/Cahyadi Kurniawan)

Solopos.com, BOYOLALI—Tempat isolasi terpusat atau isoter di Asrama Haji Donohudan, Ngemplak, Boyolali, mempersiapkan sekitar 630 unit tempat tidur meskipun kasus Covid-19 di Boyolali sudah bisa dikendalikan. Hal ini untuk mengantisipasi lonjakan jumlah kasus pasca libur Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 (Nataru).

Penanggung jawab isoter Asrama Haji Donohudan, Sigit Armunanto, mengatakan pihaknya tetap bersiaga meskipun saat ini isoter tidak diisi oleh satu pun pasien Covid-19. Pihaknya tetap menyiagakan sejumlah tenaga kesehatan untuk mengantisipasi datangnya pasien isolasi sewaktu-waktu. Sebanyak lima paramedis, dan satu orang dokter jaga disiagakan di isoter Donohudan setiap hari.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Saat ini isoter Donohudan sifatnya lebih ke mem-backup kalau Satgas di Boyolali kewalahan dalam menangani kasus Covid-19. Kami selalu siaga dengan tenaga medis yang siap menangani pasien sewaktu-waktu, entah itu dari Boyolali kota atau dari bandara. Hingga saat ini, kami nihil pasien yang dirawat atau menjalani isolasi di tempat kami,” ucap di ketika dihubungi Solopos.com, Selasa (28/12/2021).

Baca Juga: Satpol PP Boyolali Temukan Belasan Tower Siluman

Selain menyiagakan tenaga medis, Asrama Haji Donohudan juga menyediakan tempat tidur di ruang isolasi sebanyak 630 unit. Ratusan tempat tidur tersebut menurutnya berada di 22 blok bangunan yang ada.Meskipun berada di blok-blok berbeda, petugas di isoter tidak mengklasifikasikan pasien berdasarkan jenis mutasi Covid-19 yang ditemukan.

“Kemungkinannya yang kami antisipasi adalah mutasi Omicron. Karena untuk jenis Covid-19 lainnya sudah bisa dikendalikan jika berkaca dari jumlah kasus temuan saat ini yang rata-rata minim sekali. Kemungkinan besar, kalau ada yang terpapar kemungkinannya adalah varian omicron tapi tidak menutup kemungkinan juga terpapar varian lama,” imbuh dia.

Kepala Dinkes Boyolali, Puji Astuti, mengatakan upaya pembatasan mobilitas yang dilakukan oleh Satgas Penanganan Covid-19 Boyolali untuk mengantisipasi gelombang ketiga Covid-19. Selama momen Nataru, pihaknya juga menerjunkan sejumlah petugas dari puluhan fasyankes untuk melakukan swab acak antigen.

Baca Juga: Harga Telur dan Elpiji Melejit Bikin Pengusaha Roti di Klaten Pusing

“Antisipasi tetap dilakukan. Soalnya untuk Covid-19 itu kan tidak bisa langsung dilihat dampaknya. Dampak Nataru baru bisa dilihat sekitar beberapa pekan hingga satu bulan setelahnya. Makanya kami masih mewaspadai kemungkinan tersebut,” ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya