SOLOPOS.COM - Suporter Arema Cronous Indonesia, Aremania, saat menyalakan kembang api [flare] pada laga lanjutan Liga Super Indonesia [ISL] 2013 melawan Persija Jakarta di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Minggu (30/6/2013). (JIBI/SOLOPOS/Antara/ Ari Bowo Sucipto)

Suporter Arema Cronous Indonesia, Aremania, saat menyalakan kembang api [flare] pada laga lanjutan Liga Super Indonesia [ISL] 2013 melawan Persija Jakarta di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Minggu (30/6/2013). (JIBI/SOLOPOS/Antara/ Ari Bowo Sucipto)

MALANG – Pelatih kepala Arema Cronous Indonesia, Rahmad Darmawan, meminta Aremania, julukan suporter Arema, untuk tak menyalakan kembang api [flare] lagi saat timnya bertanding menjamu tamunya di Stadion Kanjuruhan, Malang.

Hal ini diungkapkan RD, sapaan Rahmad Darmawan, agar timnya tak terkena sanksi dari Komisi Disiplin (Komdis) PSSI.

“Selain akan memicu sanksi dari Komisi Disiplin PSSI, performa pemain juga drop karena pertandingan dihentikan oleh wasit akibat kabut asap dari flare yang dinyalakan suporter,” tegas RD, Rabu (3/7/2013).

RD menjelaskan, saat tim dalam kondisi on fire dan pertandingan tiba-tiba dihentikan, jelas tidak menguntungkan bagi pemainnya. Semangat pemain bisa langsung drop seketika.

“Kalaupun pertandingan akhirnya dilanjutkan, pemain juga membutuhkan waktu untuk mengembalikan semangat dan top performanya. Saya berharap pertandingan-pertandingan kandang selanjutnya tidak ada lagi flare,” tandas RD.

Sementara itu Media Officer Arema, Sudarmaji, mengatakan akibat penonton menyalakan flare, manajemen tim berjuluk Singo Edan itu diganjar sanksi berupa denda oleh Komdis PSSI.

Sanksi denda pertama sebesar Rp50 juta, yang diberikan karena Aremania menyalakan flare ketika menjamu Persegres (15/6/2013). Saat itu pertandingan sempat dihentikan selama sekitar 15 menit.

Selanjutnya, denda kedua juga tengah menanti Arema. Denda ini diberikan saat Arema menjamu Persija Jakarta di Stadion Kanjuruhan, Minggu (30/6/2013) dan mengakibatkan pertandingan dihentikan selama 20 menit.

Ia mengaku sebenarnya penonton sudah diimbau dan diinstruksikan untuk tidak menyalakan flare. Namun, anjuran ini tak diindahkan.

“Masalah flare ini memang tidak bisa langsung dihilangkan begitu saja, tapi butuh proses. Kami cuma berharap pada laga kandang ke depan sudah tidak ada lagi flare yang mengganggu jalannya pertandingan, paling tidak bisa diminimalisasi,” ujarnya. (JIBI/SOLOPOS/Antara)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya