SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Dok)

Solopos.com, JAKARTA — Polri mengalami kendala bahasa dalam penyidikan empat warga negara asing (WNA) asal Turki yang diduga sebagai jaringan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) yang ditangkap Densus 88 saat menuju Poso, Sabtu (13/9/2014) lalu.

Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Mabes Polri, Kombes Pol Agus Rianto, mengatakan untuk mengumpulkan keterangan dari para terduga teroris tersebut, Polri menggunakan penerjemah bahasa Turki. Meskipun demikian, Polri masih perlu menganalisis keterangan yang berhasil dicerna oleh penerjemah.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Jadi bahasa Turki yang digunakan oleh para WNA itu yang susah, seperti di Indonesia, ada bahasa daerah yang sulit. Jadi meskipun sudah ada penerjemah, masih belum ketemu,” katanya, Senin (15/9/2014).

Polri, lanjutnya, juga terus mendalami bahasa apa yang digunakan dalam berkomunikasi antara para WNA yang mengaku dari Turki tersebut dengan para WNI yang diringkus bersama dengan para warga asing itu. “Bisa saja memang mereka tidak saling mengerti, atau ada bahasa-bahasa yang disepakati kami belum tahu,” jelasnya.

Lebih lanjut dia mengatakan para WNA tersebut mengaku hanya akan berlibur di Indonesia sebagai turis asing. Seperti diberitakan sebelumnya, pada Sabtu (13/9/2014) dini hari, Tim Densus 88 dan Polda Sulawesi Tengah, melakukan pembututan terhadap sebuah mobil yang berisi tujuh orang.

Polisi menangkap mereka yang terdiri atas tiga WNI dan empat WNA sebagai terduga teroris. Keempat WNA tersebut dibawa ke Jakarta sejak kemarin untuk memudahkan proses penyidikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya