SOLOPOS.COM - Slambu menutupi makam Pengeran Samudro yang terletak di Kompleks Gunung Kemukus, Sumberlawang, Sragen, Selasa (5/12/2017). (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SRAGEN — Di bawah ini terdapat isi wasiat dari Pangeran Samudro, putra Raja Majapahit terakhir dari istri selir yang makamnya berada di Gunung Kemukus, Sumberlawang, Sragen.

Seperti diketahui, keberadaan Gunung Kemukus di Sragen ini dahulu erat dengan praktik seks bebas yang dibungkus ritual pesugihan.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Ternyata hal ini ada kaitannya dengan isi wasiat yang diucapkan Pangeran Samudro semasa hidupnya. Wasiat tersebut disalahartikan oleh para peziarah yang mendatangi bukit setinggi 300 mdpl itu.

Baca Juga:  Berapa Tarif Sunat di Juru Supit Bogem Jogja?

Ekspedisi Mudik 2024

Mengutip dari penelitian dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta dan Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, isi wasiat dari Pangeran Samudro, sosok yang makamnya berada di Gunung Kemukus adalah sebagai berikut.

Sing sopo duwe panjongko marang samubarang kang dikarepke bisane kelakon iku kudu sarono pawitan temen, mantep, ati kang suci, ojo slewang-sieweng, kudu mindeng marang kang katuju, cedhakno dhemene kaya dene yen arep nekani marang penggonane,” bunyi wasiat berbahasa Jawa itu.

Baca Juga:  Banyak Dikoleksi Artis, Berapa Harga Spirit Doll alias Boneka Arwah?

Dalam bahasa Indonesia memiliki arti, “Barangsiapa berhasrat atau punya tujuan untuk hal yang dikehendaki maka untuk mencapai tujuan harus dengan kesungguhan, mantap, dengan hati yang suci, jangan serong kanan/kiri harus konsentrasi pada yang dikehendaki atau yang diinginkan, dekatkan keinginan, seakanakan seperti menuju ke tempat kesayangannya atau kesenangnannya.”

Menurut juru kunci makam Pangeran Samudro di Gunung Kemukus, Hasto, dalam penelitian tersebut, menyebutkan, kata dhemenan ini disalahartikan oleh para peziarah yang mendatangi Gunung Kemukus.

Baca Juga:  Apa Itu Sego Gablok, Kuliner yang Ada di Pasar Tawangmangu?

Kata Dhemenan dari Pangeran Samudro yang Disalahartikan

Menurut masyarakat awam, pengertian kata “dhemenan” dalam bahasa Jawa diartikan sebagai kekasih lain yang bukan istri/suami sah, kekasih gelap, istri/suami simpanan. Akibatnya, peziarah makam Pangeran Samudro harus membawa dhemenan saat ke Gunung Kemukus.

Padahal arti sesungguhnya, kata dhemenan dalam wasiat tersebut memiliki makna keinginan yang diidam-idamkan, cita-cita yang ingin segera terwujud atau tercapai seperti seakan-akan ingin menemui kekasih.

Baca Juga:  Spot Foto Baru di Solo: Ada Pigura Raksasa yang Bisa Buat Selfie

Penelitian yang sama juga dilakukan oleh lima mahasiswa Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Menurut salah satu mahasiswa, Taufiqurrahman, wasiat atau pesan Pangeran Samudro ini ditangkap keliru oleh peziarah yang datang ke Gunung Kemukus.

“Wasiat itulah yang disalahtafsirkan oleh beberapa orang ngalap berkah di Makam pangeran Samudro harus berhubungan badan,” papar Taufiqurrahman, sebagaimana pernah dimuat di situs resmi UGM, 2016 silam.

Baca Juga:  Ini Dia Masjid Tertua di Solo, Dulunya Ternyata Pura

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya