SOLOPOS.COM - Anak-anak bermain dengan prakarya dari UMKM Prakardus. (Istimewa/prakardus.com)

Solopos.com, SOLO--Mengisi liburan di rumah aja bisa menjadi kesempatan bagi orang tua mengasah kreativitas anak. Orang tua bisa membangun ikatan atau engagement bersama anak yang selama ini mungkin tidak terbangun dengan baik sebelum pandemi.

Kreativitas ini tak melulu soal prakarya. Kreativitas selalu berhubungan dengan kemampuan manusia untuk mencari jalan keluar, membuat keputusan dari masalah yang dihadapinya. Kreativitas biasanya muncul saat seseorang menghadapi masa sulit atau kepepet.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Harusnya, idealnya dalam masa gelap seperti pandemi ini kreativitas muncul. Tapi banyak anak-anak dalam masa pandemi ini malah kena pandemi kemalasan karena di rumah terlalu banyak fasilitas. Kreativitas anak dan orang tua terancam tidak berkembang,” kata psikolog anak dan pendidikan, Elizabeth Santosa, dalam talkshow virtual yang digelar Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN), Jumat (11/12/2020).

Pada masa pandemi ini orang tua juga makin pusing melihat anak-anaknya kecanduan gawai. Menyikapi hal ini sebaiknya orang tua disarankan membatasi fasilitas kepada anak selama di rumah dan mengalihkan ke hal lain.

Sebagai contoh, anak diberi kardus dan spidol untuk mengisi hari liburnya. Biarkan anak mengeksplorasi kemampuan atas kardus dan spidol itu. “Tapi jangan cuma ngasih aja. Bangun engagement dengan anak,” ujar dia.

Namun, ada persoalan lain saat anak yang biasanya menghabiskan waktu di sekolah setiap hari kini harus menghabiskan waktu di rumah. Di sisi lain, orang tua juga harus bekerja dari rumah.

Solusinya adalah manajemen waktu. Anak diberi pengertian bahwa ayah dan Ibu harus bekerja hingga waktu tertentu. Misalnya saat anak selesai belajar dari rumah pukul 13.00. Sedangkan, ayah ibunya baru selesai bekerja pukul 17.00. Menyikapi kondisi ini sebaiknya orang tua menjelaskan kepada anak bahwa seusai belajar, ia harus istirahat dulu. Kemudian, bermain sendiri di rumah atau melakukan aktivitas lain hingga pukul 17.00. Setelah itu, baru mereka bisa berkumpul kembali untuk bermain bersama.

Yuk, Intip Kepribadian Seseorang Berdasarkan Es Krim Favoritnya

Dimulai Sejak Dini

Mengasah kreativitas anak harus dimulai sejak dini bahkan saat anak kali pertama bisa mengucapkan kata ayah, bunda, mama, dan lainnya. Dari sini, anak bisa mulai diajari critical thinking dengan terus memberinya pertanyaan. Sebab, bertanya merupakan pangkal untuk menumbuhkan rasa ingin tahu anak.

Pada awalnya, kreativitas anak dibangun dengan memberi contoh terlebih dahulu. Model ini biasanya lazim diberikan kepada anak sebelum usia PAUD. Makin besar umur anak, kemampuan berkreasinya bisa ditingkatkan mulai membikin sesuatu sesuai imajinasinya sendiri.

“Anak kreatif bukan anak bandel. Karena cerdik, mereka selalu mencari cara memenuhi keinginan mereka. Kreativitas ini bisa berbahaya kalau salah arah karena manipulatif. Kreativitas itu bisa kita arahkan untuk hal yang positif dan tergantung tujuan yang ingin dicapai,” kata Elizabeth.

Pengalaman lain disampaikan pendiri prakardus, Muhammad Luqman Baehaqi. Ia menceritakan kreativitas sebagai ayah dan kreativitas anak-anaknya muncul saat mereka pindah ke rumah baru pada 2015. Di sana, mereka tak bisa pergi ke mal saat akhir pekan lantaran lokasinya sangat jauh.

Saat ini, ia berpikir untuk membikin permainan yang bisa dimainkan bersama anak-anaknya. Ia lalu membuat sebuah lintasan mobil dari sebuah kardus bekas pembungkus kulkas. Saat bosan bermain mobil-mobilan, kardus itu dibuat menjadi helm menyerupai kepala robot.

Dari situlah, apa yang dilakukannya direspons para orang tua di jagat maya. Kreasi mainan dari kardus lantas menjadi populer. Ia membikin pelatihan membuat mainan dari kardus kepada orang tua. Setiap akhir pekan para orang tua menghabiskan waktu bersama anak-anaknya membikin mainan dari kardus ini.

Orang tua yang semula hanya berniat menitipkan anaknya, lantas memutuskan bermain bersama anaknya. Hal itu sejalan seperti filosofi kardus yang Luqman buat. Air minum kemasan dibungkus kardus agar saat terbentur, yang rusak adalah kardusnya bukan botol minuman kemasan. Saat kehujanan, kardusnya lah yang basah lebih dulu, bukan botol minuman di dalamnya,

Saat botol minum kemasan itu dibeli orang, kardus akan disimpan di pojokan ruangan. Begitu pula seperti seorang anak yang pada masa tertentu akan lepas dari genggaman orang tua. Sedangkan, orang tua hanya akan ditengok sesekali saja ibarat kardus yang teronggok di sudut ruangan.

“Kita akan membungkus peristiwa hari ini agar anak sampai kapanpun akan mengingat kita hari ini. Sampai akhirnya, ayah-ayah yang semula berniat menitipkan anaknya, justru ikut menemani. Lalu, di medsos ada hastag #ayahkardus,” kenang Luqman.

Ingin Dapat Manfaat Maksimal Dari Teh Hijau, Catat Ini 6 Waktu Tepat Meminumnya

Hubungan Makin Dekat

Adanya pandemi, membuat pertemuan orang tua dan anak di rumah meningkat. Mengisi liburan di rumah saja menjadi kesempatan baru orang tua melakukan apa yang ingin dilakukan sebelumnya tapi belum ada waktu.

Bermain bersama anak dengan media kardus seperti yang dilakukan Luqman, misalnya, bisa membuat hubungan orang tua dan anak makin dekat. Anak-anak dan orang tua juga memiliki banyak waktu untuk memenuhi hobinya.

“Ini juga menjadi kesempatan untuk mengeksplorasi hal baru, lebih fleksibel saat belajar dan membangun komunikasi yang berkualitas. Orang tua juga bisa memantau perkembangan anak lebih dekat,” ujar Luqman.

“Kolaborasi orang tua dan anak saat bermain di rumah tidak hanya menjawab apa yang kita kerjakan tetapi mengapa kita melakukan ini? Mengapa saya membuat, karena ini yang membuat kita lebih klik dengan anak. Kita membangun engagement dengan anak,” sambung Luqman.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya