Solopos.com, BOYOLALI — Pria asal Desa Trayu, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Rudiyanto, melakukan budidaya maggot sebagai alternatif pakan lele, ayam, unggas, dan burung.
Sebagai informasi, maggot atau sering disebut belatung merupakan larva dari jenis lalat Black Soldier Fly (BSF). Rudiyanto mengaku membudidayakan maggot berawal dari iseng.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Baca Juga : Selangkah Lagi, Maggot Gempol Klaten Tembus Pasar Ekspor
“Saya sudah 1,5 tahun menenekuni budidaya maggot. Dapat ide awalnya iseng ya, dari YouTube dan belajar dari YouTube,” ungkap Rudiyanto kepada wartawan saat ditemui Selasa (15/2/2022) di tempat budidaya.
Dalam seminggu, Rudiyanto mengaku menghasilkan lima hingga tujuh kuintal maggot. “Harganya Rp7.000 per kilogram kalau partai besar. Kalau eceran Rp10.000,” jelasnya.
Baca Juga : Bisa Kurangi Puluhan Kg Sampah Organik, DKPP Solo Budidayakan Maggot
Jika dihitung menggunakan acuan jumlah dan harga panen terendah, paling tidak Rudiyanto menghasilkan Rp3,5 juta per minggu. Lebih lanjut, Rudiyanto mengatakan pasar untuk menjual maggot sudah terbentuk. “Saya buang [jual] ke daerah Klaten dan Jogja. Itu sudah diambil,” tutur dia.
Ia mengungkapkan pasar maggot sangat ramai bahkan kewalahan memenuhi kebutuhan pembeli. “Itu kadang saya carikan maggot ke tempat budidaya lain,” ungkapnya.
Baca Juga : Melihat Budidaya Maggot Sebagai Sarana Edukasi di Taman Winasis Solo
Saat awal membangun usaha, Rudiyanto mengaku pasar maggot menjadi salah satu kendala. Namun, sekarang kendala yang ia hadapi bukan lagi pasar, tapi pakan. “Pakannya kewalahan. Kalau pakannya ya limbah resto, limbah makanan yang sudah basi. Sama sayuran-sayuran.”