SOLOPOS.COM - Pemain Bhayangkara FC U-21 (berseragam putih) dan PS TNI U-21 [seragam hijau-hijau) tengah menenangkan para penonton yang melempari botol mineral ke dalam lapangan pada laga penyisihan Grup 1 ISC U-21 di Stadion Jatidiri, Semarang, Sabtu (10/9/2016). (Imam Yuda Saputra/JIBI/Semarangpos.com)

ISC U-21 yang mempertemukan Bhayangkara FC U-21 dan PS TNI U-21 turut disaksikan Kapolda Jateng, Irjen Condro Kirono, dan Pangdam IV Diponegoro, Mayjen TNI Jaswandi.

Semarangpos.com, SEMARANG – Bentrok Indonesia Soccer Championship (ISC) U-21 yang mempertemukan Bhayangkara FC U-21 dengan PS TNI U-21 di Stadion Jatidiri, Kota Semarang, Sabtu (10/9/2016) turut disaksikan secara langsung Kapolda Jateng, Irjen Pol Condro Kirono, dan Pangdam IV Diponegoro, Mayjen TNI Jaswandi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kedua petinggi TNI dan Polri itu terlihat menonton jalannya laga dari tribun VIP Stadion Jatidiri yang berada di sebelah barat. Kendati disaksikan kedua petinggi TNI dan Polri itu laga yang mempertemukan Bhayangkara FC U-21 dan PS TNI U-21 itu berlangsung sedikit ricuh. Pemain kedua kesebelasan acapkali terlibat ketegangan di lapangan.

Ekspedisi Mudik 2024

Atmosfer yang memanas di lapangan ini pun berimbas pada suasana di tribun penonton. Bahkan penonton kedua belah kubu yang mayoritas merupakan anggota TNI dan Polri itu seakan tak peduli dengan kehadiran Kapolda maupun Pangdam dengan tetap melempar botol air mineral ke dalam stadion buntut ketidakpuasan akan kepemimpinan wasit.

Kemarahan para penonton itu kebanyakan dipicu gaya kepemimpinan wasit Fajar Imanuel Ginting dari Medan yang dianggap kurang tegas. Beberapa kali keputusan wasit menimbulkan pro dan kontra, salah satunya adalah saat membatalkan kartu merah yang diterima pemain PS TNI U-21, M. Kasim Slamat.

Saat itu, tepatnya di babak kedua, gelandang PS TNI itu diganjar kartu kuning kedua. Saat itu, wasit sempat mengeluarkan kartu merah yang membuat Slamat keluar lapangan. Tetapi, karena protes dari para pemain dan ofisial PS TNI, wasit pun membatalkan kartu merah itu. Terbukti, Slamat tetap bermain hingga laga usai.

Selain pembatalan kartu merah itu, keputusan wasit yang acap mengundang kemarahan suporter adalah saat memberikan hukuman tendangan bebas pemain PS TNI U-21 maupun Bhayangkara FC U-21. Salah satunya adalah saat memberikan hukuman penalti kepada PS TNI U-21 karena dianggap melanggar striker Bhayangkara FC U-21, Irawan Rizky Anggoro, di kotak terlarang. Padahal, saat itu PS TNI U-21 sedang dalam posisi unggul 1-0 dan laga tinggal menyisakan waktu kurang dari lima menit. Alhasil atas penalti itu, Bhayangkara FC U-21 mampu menyamakan kedudukan lewat eksekusi Zulfiandi.

Seusai laga para pemain PS TNI U-21 sempat menghampiri wasit. Namun, emosi para pemain itu mampu diredam oleh para anggota Polisi Militer (PM) yang masuk ke dalam lapangan. Pemain PS TNI U-21, Husnuzhon, mengaku kecewa dengan kepemimpinan wasit. Pemain yang mencetak gol ke gawang Bhayangkara FC U-21 pada menit ke-31 itu menilai kepemimpinan wasit menodai sportivitas pertandingan.

“Kami ini sebagai anak muda yang diajari bermain bola dengan baik sangat menyesal dengan kepemimpinan wasit. Kalau wasit di Indonesia masih seperti itu kapan sepak bola kita akan maju,” ujar pemain bernomor punggung tiga itu saat sesi jumpa pers seusai laga.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya