Solopos.com, SOLO – Belakangan ini, popularitas shirataki serta konnyaku alias beras dan mi diet asal Jepang yang terbuat dari umbi porang yang banyak tumbuh di Indonesia terus menanjak. Makanan rendah kalori ini kerap dijadikan karbohidrat pengganti nasi putih oleh kaum urban yang mencoba memulai hidup sehat. Sayangnya, makanan olahan yang berasal dari umbi porang itu harganya relatif mahal sehingga sementara ini hanya bisa dikonsumsi kalangan terbatas, khususnya dengan kelas ekonomi menengah ke atas.
Padahal jika ditelusuri jejaknya, umbi porang yang diolah menjadi shirataki maupun konyaku itu banyak tumbuh di Indonesia dan belakangan mulai dibudidayakan di berbagai wilayah. Akan tetapi, umbi porang di Tanah Air belum dirilik sebagai bahan pangan. Hal ini karena umbinya menimbulkan gatal-gatal. Kendati demikian, sejumlah petani tetap membudidayakan porang untuk diekspor ke Jepang sebagai bahan baku beras dan mi diet.