SOLOPOS.COM - Irfan Hakim bersama satwa peliharaannya. (Instagram/@irfanhakim75)

Solopos.com, SOLO-Presenter Irfan Hakim mengakui anggaran untuk perawatan satwa lebih besar dibandingkan anggaran untuk rumah tangganya. Namun dia tak mempermasalahkan hal itu.

Irfan Hakim rela mengeluarkan anggaran besar untuk perawatan satwa karena semua itu untuk kesejahteraan satwa. Satwa-satwa peliharaannya tak hanya butuh makanan, melainkan juga penjaga, obat-obatan hingga dokter untuk memantau kesehatan mereka.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Selain itu, Irfan Hakim mengaku mengeluarkan anggaran besar untuk satwa adalah salah satu bentuk tanggung jawab dia. Hal ini terkait aktivitasnya saat ini yang memiliki Dehakims Aviary.

Irfan Hakim yang masuk sebagai 10 besar Youtuber Indonesia untuk konten satwa ini juga bercerita pada saat pagi hari di rumahnya sudah mirip katering. Irfan juga tidak menampik kisah anggaran rumah tangga yang jauh lebih kecil dibandingkan anggaran untuk merawat binatang.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Ariel Noah Tampil Pakai Sepatu Roda di Konser, Begini Reaksi Warganet

“Ya itu nyata, mungkin karena yang saya tanggungjawabkan itu lebih banyak, kurang lebih ya tiga kali lipat uang belanja istri. Ini adalah upaya untuk membuat hewan-hewan ini lebih sejahtera termasuk untuk membayar tujuh penjaga dan perawat hewan, juga sekarang ada satu dokter hewan yang menetap. Ini adalah salah satu bentuk tanggung jawab saya pada hewan yang saya rawat. Dan itu berbiaya tinggi, saya mengiyakan,” ujarnya menjadi tamu #BincangBaik bersama Tantri Moerdopo seperti dikutip dari Liputan6.com, Senin (22/11/2021).

Satwa bagi Irfan sama seperti makhluk hidup yang lain, tidak bisa sehat dan bugar terus, ada kadang sakit, ada yang meninggal karena usia, atau bentrokan dengan satwa yang lain sehingga harus dijaga.

“Itulah mengapa mempekerjakan perawat hewan untuk mewakilkan mata dan tangan saya. Kita juga harus menyediakan oksigen dan obat-obatan,” ujarnya.

Irfan yang masuk sebagai 10 besar Youtuber Indonesia untuk konten satwa ini juga bercerita pada saat pagi hari di rumahnya sudah mirip katering. “Banyak sekali bahan makanan, sayur-sayuran dan segala macam. Untungnya saya punya istri dan keluarga yang sevisi dan semisi, punya tanggungjawab yang sama jadi bahkan kalau ada yang berkembangbiak, istri saya justru senang ketimbang ada hewan yang sakit,” ujarnya.

Baca Juga:  Minuman Pagi Hari Ini Bisa Bantu Turunkan Berat Badan

Pencinta hewan, sekaligus kreator konten kenamaan Indonesia itu ikut membantu kampanye bersama dengan lembaga konservasi kebun binatang, taman safari, taman satwa, dan taman satwa khusus. Mereka juga mengalami dampak sejak pandemi. Untuk memilihara hewan dibutuhkan biaya yang banyak seperti untuk membeli makanan, vitamin, dan kebutuhan harian pada hewan.

Ifan Hakim bercerita saat itu dia sedang membangun sebuah aviary yang kini telah jadi dan diresmikan pada 30 Oktober 2021 lalu. Aviary adalah kandang burung dengan ukuran yang besar sehingga memungkinkan burung untuk terbang dan hidup relatif normal, tidak seperti sangkar kebanyakan yang dimiliki oleh banyak orang. Banyak kisah menarik di baliknya. Termasuk perbincangan terkait kesejahteraan hewan di masa pandemi.

“Ini semacam ruang penelitian atau perpustakaan hidup karena istilahnya bikin ekosistem ada burung, ada unggasnya dan lain-lain. Dan saya menyebutnya sebagai ruang penelitian karena ada beberapa yang di alam tidak terpantau nah kalau di aviary ini karena areanya meski besar namun terbatas, maka bisa kita pantau ada beberapa kegiatan alami yang biasanya kita tidak tahu tapi bisa tertangkap kamera, jadi kita bisa mengetahuinya,” kata Irfan dalam keterangan tertulisnya, baru-baru ini.

“Ke depan, dengan adanya aviary ini jika burung-burung sudah mencapai kuotanya, maka akan dilepasliarkan di tempat yang seharusnya. Jangan misalnya love bird dilepasliarkan di Indonesia, ya tidak bisa, atau jalak bali, maka dilepaskannya di Bali, demikian juga elang jawa, ya harus dilepasliarkan di Jawa. Nggak bisa hanya dilepas, jadi memang ada ilmunya juga,” ujarnya.

Baca Juga: Awas! Rutinitas Pagi Ini Justru Bisa Merusak Kulit Wajah

Meski demikian, Irfan tetap sependapat bahwa sebaiknya memang satwa hidup di alam bebas. “Di sisi lain, kita pun harus realistis di beberapa titik, alamnya tidak lagi memungkinkan untuk satwa itu hidup. Tidak bisa memaksakan diri harus di alam, tapi karena predatornya berlebihan, lingkungan tidak memungkinkan, sumber makanan tidak ada, apakah itu justru tidak menyengsarakan?” tanya Irfan.

Irfan melanjutkan, membuat lembaga konservasi atau juga penangkaran juga harus dilihat kesejahteraan satwanya seperti apa termasuk makanan dan kesehatannya. Menurut Irfan, binatang tidak minta dipelihara, tapi saat kita memutuskan memelihara hewan artinya juga harus menyayanginya supaya lestari dan berkembang biak, harus maksimal, tidak bisa main-main, termasuk memperhitungkan ruang gerak yang maksimal, makanan bergizi yang maksimal, perawatan dan kesehatannya juga hingga memikirkan kebahagiaannya.

Dia juga berpesan, pandemi bukanlah semangat menerima bantuan, tapi juga semangat memberi. Saling membantu sesama makhluk hidup. Justru di masa pandemi ini menjadi ladang pandemi yang besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya