SOLOPOS.COM - Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo (tengah) didampingi Wakapolri Komjen Pol Gatot Eddy Pramono (kiri), dan Kabareskrim Polri Komjen Pol Agus Andrianto (kanan) menyampaikan keterangan pers terkait penyidikan kasus penembakan Brigadir J di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (4/8/2022). (Antara)

Solopos.com, JAKARTA — Indonesia Police Watch (IPW) mengimbau seluruh lapisan masyarakat tidak kendor memberi dukungan untuk Tim Khusus bentukan Kapolri yang mengusut kasus Ferdy Sambo.

Menurut IPW, Tim Khusus yang dipimpin Wakapolri Komjen Pol Gatot Eddy Pramono saat ini mendapat serangan balik dari kelompok Ferdy Sambo yang tidak ingin praktik lancung mereka terbongkar.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Imbauan agar publik mengawal kasus Ferdy Sambo digaungkan Ketua IPW Sugeng Teguh Santosa.

Menurut Sugeng Teguh, Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J memegang banyak rahasia Ferdy Sambo sehingga hal itu diduga menjadi motif Ferdy Sambo melenyapkan nyawa bintara Polri asal Jambi tersebut.

Baca Juga: IPW: Brigadir J Tahu Banyak Praktik Lancung Ferdy Sambo

“Sebenarnya ini ada perlawanan yang menyerang orang-orang yang ada dalam timsus. Perlawanan dari kelompok ini, akan menyebar isu-isu negatif orang-orang yang ada dalam timsus. Nah ini harus siap juga, masyarakat harus mendukung Timsus. Kita dukung Timsus, soal isu-isu lain di-keep dulu. Timsus harus kita jaga agar bisa mengawal kasus ini sampai berhasil,” tegas Sugeng Teguh Santosa seperti dikutip Solopos.com dari kanal Youtube Narasi Newsroom, Senin (15/8/2022).

Menurutnya, meskipun citra Polri jatuh bebas saat awal pengungkapan kasus Brigadir J, saat ini masyarakat bulat mendukung Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo bersih-bersih polisi jahat di internalnya.

Dan saat ini, ujar dia, polisi-polisi jahat mulai melawan dengan menyerang pribadi yang berada di Timsus.

Baca Juga: Kasus Pelecehan Dihentikan Disambut Gembira Keluarga Brigadir J

“Timsus adalah pilihan yang paling logis. Kalau kita tidak percaya pada timsus lalu terjadi demoralisasi ‘ya sudah main sekalian sama Sambo, abaikan Presiden’ hayo bagaimana coba? Perlawanan mereka ini tidak dengan fisik tapi intimidasi untuk menyerang nama baik Timsus, khususnya personel-personelnya,” katanya.

Walaupun Ferdy Sambo sudah ditahan, lanjut Sugeng, jenderal bintang dua itu masih punya kekuatan berupa personel-personel polisi jahat yang memang punya karakter sama.

Karena itu, satu-satunya jalan adalah masyarakat memberi dukungan penuh kepada Timsus untuk bekerja membersihkan para polisi jahat di tubuh Polri.

Baca Juga: Ferdy Sambo Diterpa Isu Judi dan Narkoba di Balik Kematian Brigadir J

Pengamat kepolisian, Bambang Rukminto berpendapat tragedi Ferdy Sambo menunjukkan kultur militeristik di tubuh Polri masih berlangsung.

“Kasus Ferdy Sambo ini menunjukkan kepada kita kultur militeristik yang masih lekat, jiwa korza yang salah. Ada beberapa jargon yang masih dipahami secara keliru oleh teman-teman di kepolisian misalnya pemahaman setiap perintah pimpinan harus diturut. Padahal sebagai polisi yang profesional harus setia darma, setia pada peraturan dan pada hukum,” katanya seperti dikutip dari kanal Youtube Metrotvnews.

Baca Juga: Kasus Ferdy Sambo dan Satgassus Merah Putih yang Dibubarkan Kapolri

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya