SOLOPOS.COM - Desa Madu, Kecamatan Mojosongo, Boyolali, menjadi salah satu desa yang akan menjadi lokasi pembangunan bandara seperti diwacanakan Bupati Boyolali Seno Samodro. Foto diambil Senin (3/10/2016). (Hijriyah Al Wakhidah/JIBI/Solopos)

Investasi Boyolali, tanah di lokasi calon bandara Mojosongo mulai diincar orang dari luar daerah.

Solopos.com, BOYOLALI — Tanah di lokasi calon bandara yang akan dibangun Bupati Boyolali Seno Samodro di Mojosongo, Boyolali, mulai diincar banyak orang dari luar daerah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kendati demikian, harga tanah di desa yang akan menjadi lokasi pembangunan bandara itu masih stabil. Seperti diketahui, bandara yang dibangun dengan dana murni dari investor asal Beijing, Tiongkok, itu akan menempati lahan di tiga desa di Kecamatan Mojosongo, yakni Desa Madu, Desa Tambak, dan Desa Karangnongko.

Saat ini sudah banyak orang luar yang mengincar tanah di wilayah Mojosongo bagian barat itu maupun di wilayah Musuk yang berbatasan dengan Desa Madu. “Ada seorang tuan tanah yang mengajak saya mencari aset di sana, mumpung sekarang masih terjangkau. Katanya ada lahan 2.000 meter persegi plus bangunan hanya ditawar Rp500 juta,” kata salah satu warga Boyolali Kota, Anto, yang berniat berinvestasi properti tanah di Desa Madu kepada Solopos.com, Selasa (4/10/2016).

Warga Desa Sukorame, Kecamatan Musuk, Harno, mengatakan rencana investasi berupa pembangunan bandara komersial di sisi selatan desanya sudah ramai diperbincangkan warga. “Kalau memang jadi, cepat atau lambat harga tanah di Sukorame pasti ikut naik. Tapi saat ini belum begitu terasa, bahkan tanah di Sukorame belum banyak diincar orang luar. Untuk saat ini orang luar wilayah lebih banyak menanyakan dan mencari tanah di Madu,” kata Harno.

Menurut Kades Madu, Mardimin, harga tanah di seputaran Desa Madu masih terjangkau. Wacana proyek bandara belum berdampak signifikan terhadap harga tanah maupun properti.

“Kalau di lokasi yang strategis, seperti sisi timur desa, per meter persegi masih di kisaran Rp75.000,” kata Mardimin.

Kendati demikian, kata dia, tanah-tanah di Madu sudah mulai banyak diincar orang yang ingin mengambil keuntungan dari rencana investasi itu. Dia menyebut selain proyek bandara juga pernah ada wacana pembangunan hotel berbintang di wilayah Madu.

“Tapi saya kira harga tanah tak akan meroket sampai ada keputusan resmi terkait proyek bandara itu. Sampai sekarang kan memang belum jelas, jadi di sini atau tidak belum ada kepastian lagi,” ujar Mardimin.

Informasi pembangunan bandara di Madu, Tambak, dan Karangnongko, rupanya tidak hanya diketahui warga setempat. Warga Boyolali yang tinggal di ibu kota kabupaten juga sudah tahu wacana tersebut.

“Saya tahu mau ada bandara di sini justru dari anak saya yang sekarang tinggal di Jakarta. Anak saya menghubungi bapaknya, terus menanyakan hal itu. Saya malah belum tahu,” ujar warga Dusun Madu, Desa Madu, Suparni, 62.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya