SOLOPOS.COM - Ilustrasi produksi semen (Istimewa/Bisnis)

Investasi Boyolali kini dilirik oleh sejumlah perusahaan semen.

Solopos.com, BOYOLALI — Bupati Boyolali Seno Samodro menyebut ada lima perusahaan semen yang survei potensi tambang di wilayah Juwangi.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Namun demikian, Seno mengaku belum bisa mengukur keseriusan kelima investor tersebut untuk berinvestasi di Boyolali.

“Kebanyakan baru izin survei. Kalau pun sudah ada yang mengantongi izin eksplorasi, biasanya mereka akan minta waktu dulu untuk mengukur kualitas bahan tambang dan volume yang ada,” kata Seno, saat berbincang dengan solopos.com, belum lama ini.

Data yang dimiliki Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali terkait potensi batu gamping di wilayah Juwangi adalah data tahun 1970-an. Oleh karena itu, calon investor biasanya akan menggelar survei kecil-kecilan di lokasi yang tersebut.

Sebelumnya, Seno pernah menawarkan potensi batu gamping di Juwangi kepada perusahaan semen global yang berbasis di Mexico, Cemex. Menurut Cemex, ujar Seno, bahan tambang di Juwangi merupakan salah satu bahan terbaik di dunia. Namun, kapasitasnya hanya cukup untuk 60 tahun.

“Kalau untuk perusahaan sebesar Cemex katanya nggak cucuk. Kalau sekarang volume berapa kami juga belum bisa memastikan.”

Terkait rencana masuknya perusahaan semen PT Bima Indo Perkasa yang memiliki basis usaha pertambangan di Ajibarang, Banyumas, Seno menyambut baik wacana tersebut. Sejauh ini, pihak investor belum menyampaikan nilai investasi yang akan ditanamkan.

“Perhitungan kasar dari saya ya kisaran Rp12 triliun,” ujar Seno.

Pendirian pabrik semen butuh proses panjang setidaknya butuh waktu hingga dua tahun untuk merealisasikan investasi tersebut. Apalagi, lahan yang akan digunakan adalah lahan milik Perhutani sehingga harus ada campur tangan dari presiden. “Saya harus sowan [datang] ke presiden menjelaskan masalah Amdal dan sebagainya. Ya, kita tunggu saja.”

Seno berharap dari lima perusahaan yang sudah survei di Juwangi ada yang benar-benar serius. Awalnya Seno khawatir jika calon investor itu hanya survei dan memotret potensi kemudian dijual ke pihak lain.

“Mudah-mudahan satu dari lima ada yang serius. Kalau di Juwangi itu bahan yang terbaik didunia, kenapa tidak [buat pabrik semen]. Ini adalah salah satu desain Boyolali pro investasi, investasi apa saja kami siap melayani asal rakyat menerima.”

Kepala Desa Juwangi, Yagus Juhadi, menyampaikan wilayahnya kerap diincar investor untuk pengembangan pabrik semen.

“Tahun 1995 dulu pernah rencana pabrik semen mau dibangun di Juwangi tapi sepertinya gagal. Kalau untuk yang dari Bima Indo Perkasa kami warga Juwangi malah belum pernah dengar wacana itu,” kata Yagus.

Dia berharap investor yang mengembangkan pabrik semen di Juwangi adalah investor yang profesional baik dari sisi pengelolaan dan kontribusi terhadap lingkungan. “Seperti Semen Gresik itu kan bagus. Kami juga berharap pabrik semen ini bisa menyerap tenaga kerja di Juwangi,” jelas dia.

Pemerintah Desa Juwangi merespons positif wacana pengembangan pabrik semen di wilayahnya meskipun lahan yang akan digunakan adalah lahan milik perhutani. “Mudah-mudahan membawa dampak positif terhadap ekonomi Boyolali utara terutama perbaikan infrastruktur jalan,” ujar Yagus.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya