SOLOPOS.COM - Rumah Sakit Darurat Corona (RSDC) Donohudan, Kamis (10/2/2022). (Solopos-Ni`matul Faizah)

Solopos.c0m, BOYOLALI — Rumah Sakit Darurat Corona (RSDC) Asrama Haji Donohudan (AHD), di Ngemplak, Boyolali, per Rabu (9/2/2022), merawat sebanyak 22 pasien terpapar Covid-19. Komandan Subsatgas Operasional Umum RSDC AHD Boyolali, Letkol Arm. Ronald Siwabessy Ia juga mengatakan RSDC Donohudan sempat kosong selama satu bulan, namun mulai terisi sejak akhir Januari.

“Jadi ada sekitar 6,34 persen. Itu data kemarin sore jam 15.00. 22 pasien itu rinciannya Solo ada 18 orang, Klaten 3 orang, dan 1 orang dari Kudus. Yang Kudus itu bukan orang Kudus yang dikirim ke RSDC, tapi dia bagian dari nakes RSDC yang terpapar,” jelasnya saat dijumpai Solopos.com pada Kamis (10/2/2022) pagi di Markas Kodim 0724/Boyolali.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Ronald yang juga menjabat Dandim 0724/Boyolali menambahkan jika jumlah pasien semakin membeludak, maka isolasi terpusat (isoter) kemungkinan akan dibuka. Ia mengatakan mekanisme isoter akan diberikan ke pasien dengan gejala ringan atau malah orang tanpa gejala (OTG).

Baca juga: 4 Warga Manisrenggo Pulang dari Donohudan, 2 Lanjut Isolasi Mandiri

“Untuk menghemat tempat di RSDC, agar di RSDC untuk yang sedang dan berat. Kalau pukul rata di RSDC kasihan. Nanti yang berat masuk nggak ada tempat. Jadi isoter di Gedung Mekah bagi yang OTG atau gejala ringan,” jelasnya.

Pria asal Ambon, Maluku, tersebut mengatakan di RSDC Donohudan terdapat enam dokter, 16 perawat, dua tenaga rekam medis, dan dua tenaga radiologi. Kemudian juga, kata Ronald, ada tenaga pendukung lain seperti gizi dan farmasi. Ronald menjelaskan beberapa fasilitas yang ada di RSDC Donohudan di antaranya adalah HCU dan juga iso tank oksigen.

“Yang paling penting, kami di RSDC ada iso tank. Itu kapasitas penyimpanan oksigen sebanyak tiga ton. Kalau dikalkulasi, iso tank RSDC cukup memenhui kebutuhan 100 orang dalam jangka waktu sekitar 10 hari. Mekanisme pengisiannya, ketika iso tank sudah dipakai dan indikator menunjukkan kira-kira tinggal satu ton, maka akan direfill ulang,” jelasnya.

Memberikan Pelayanan Maksimal

Lebih lanjut, Ronald meminta masyarakat yang terpapar Covid-19 untuk tidak perlu sungkan saat dirujuk ke RSDC. Menurutnya, RSDC akan memberikan pelayanan maksimal ketika merawat pasien dibandingkan isolasi mandiri di rumah.

“Isoman di rumah itu seberapa jauh sih kita bisa menjamin orang yang isoman di rumah itu dia tidak menularkan ke orang lain? Kan susah. Salah satu solusi yang paling bagus kita mengevakuasi yang isoman ke isoter-isoter yang disiapkan. Kalau di Boyolali ada Brotowali II dan III. Kalau di sana semakin membludak, manajemen kami arahkan, yang isoter bagi yang punya gejala ringan sampai sedang. Yang di RSDC untuk gejala berat. Itu kalau sudah membeludak,” terangnya.

Sementara itu, saat Solopos.com bertandang ke RSDC AHD Donohudan pada Kamis, suasana terlihat sepi. Saat memasuki lobi RSDC, hanya tampak sekitar tiga tenaga kesehatan. Salah satunya adalah Yusuf Ryadi, seorang dokter umum yang sedang berjaga.

Baca juga: Tersedia Ribuan Dosis, Begini Cara Dapatkan Vaksin Booster di Boyolali

“Di sini kami menerima semua pasien rujukan dari Puskesmas. Jadi dengan konfirmasi, nggak bisa tiba-tiba datang. Harus membawa keterangan dari Puskesmas. Yang bisa dirawat di sini Covid-19 gejala ringan tapi dengan comorbid misal hipertensi, asma, gula atau sudah lansia,” jelas Yusuf.

Ia kemudian menunjukkan dua buah layar yang ada di resepsionis. Menunjukkan kondisi di setiap kamar pasien yang dirawat di RSDC Donohudan. Ada sekitar 20-an pasien yang sedang beraktivitas di ruangan masing-masing.

“Ini yang terisi baru di lantai satu, sementara yang lantai dua belum dibuka. Kemudian setiap kamar terisi dua pasien dan ada fasilitas oksigen dan juga pembuangan tekanan negatif di belakang tempat tidur pasien,” jelasnya.

rsdc donohudan
Salah satu dokter di RSDC Donohudan, Yusuf Ryadi, memperlihatkan fasilitas di High Care Unit (HCU) RSDC, Kamis (10/2/2022). (Solopos-Ni`matul Faizah)

Yusuf menjelaskan pasien diberikan kesempatan untuk menghirup udara luar setiap dua hari sekali. Hanya di hari Rabu dan Jumat. Itupun hanya boleh keluar di area RSDC Donohudan dari jam 08.00 hingga 10.00 WIB.

Fasilitas di Ruang HCU

Selanjutnya, ia mengajak Solopos.com ke sebuah ruangan bertuliskan High Care Unit (HCU) yang berada di samping lobi. Katanya, ruangan itu belum pernah terpakai sejak kali pertama RSDC terbentuk. Ia juga berharap ruangan itu jangan sampai terpakai. Karena jika terpakai, tandanya ada pasien dengan kondisi buruk. “Fasilitas di dalamnya banyak, ada ventilator, oxygen concentrator, alat pacu jantung, banyak,” jelasnya .

Yusuf mengatakan untuk pasien biasanya pulang di hari ke 10 atau hari ke 14. Namun, sebelum diperbolehkan pulang, pasien akan dites PCR terlebih dahulu.

“Kami tes PCR biasanya di hari pertama, ke sembilan dan ketiga belas. Itu karena guideline ya, hari ke 10 dan 14 boleh pulang. Misal hari kesembilan tes dinyatakan masih positif tapi CT Value masih di bawah 30 maka harus tetap perawatan,” jelasnya.

Baca juga: 1 Siswa SMPN 1 Boyolali Terdeteksi Positif Covid-19, Ini Kronologinya

Dokter Yusuf menjelaskan CT Value dipergunakan untuk melihat jumlah virus di dalam tubuh pasien ada berapa banyak. Katanya, jika di bawah 30 berarti di dalam tubuh pasien masih terdapat banyak virus.

“Karena di sini banyak, di hari ke 9, CT Value masih 18 atau 20. Nah kalau hari ke 13 dicek walau PCR masih positif tapi CT Value sudah di atas 30 ya kami pulangkan karena nggak terlalu banyak virus di dalam tubuhnya, dan risiko menularkan kecil. Setelah itu, kami sarankan isoman untuk tiga hingga empat hari,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya