SOLOPOS.COM - Belasan siswa SDN 67 Bumi, Laweyan, Solo membersihkan Tugu Kebangkitan Nasional di Jl Dr. Wahidin Penumping dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional, Jumat (20/5/2022). (Solopos/Siti Nur Azizah)

Solopos.com, SOLO — Siswa SD Negeri 67 Bumi di Kota Solo, Jawa Tengah memiliki cara unik memperingati Hari Kebangkitan Nasional pada Jumat (20/5/2022).

Sejumlah siswa SDN 67 Bumi Solo membersihkan Tugu Kebangkitan Nasional atau dikenal dengan Tugu Lilin di Jl. Dr. Wahidin, Penumping, Kecamatan Laweyan, Kota Solo.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sebanyak 15 orang siswa kelas VI SDN 67 Bumi Solo mulai membersihkan Tugu Lilin pukul 09.20 WIB. Mereka berangkat dari sekolah dengan berjalan kaki sejauh 100 meter. Masing-masing anak memakai kaus olahraga dan membawa peralatan kebersihan, seperti sapu ijuk, kain pel, dan sabun.

Tenang, mereka tidak sendiri saat membersihkan Tugu Kebangkitan Nasional di Penumping Laweyan itu. Mereka didampingi oleh petugas Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Solo. Petugas DLH memfasilitasi air untuk proses pembersihan Tugu Lilin.

Ternyata, ide kegiatan tersebut oleh Presiden Republik Aeng Aeng, Mayor Haristanto. Mayor menyampaikan acara itu untuk mengedukasi anak-anak agar dapat memahami makna Hari Kebangkitan Nasional.

Baca Juga : Sejarah Tugu Lilin, Dibangun di Solo setelah Gagal di Beberapa Kota

“Jadi saya memprakarsai cara unik Wong Solo memperingati Hari Kebangkitan Nasional. Ada monumen yang sangat luar biasa, dikenal sebagai monumen Tugu Lilin. Kami mengedukasi anak-anak agar lebih dekat dengan sejarah,” terangnya kepada Solopos.com, Jumat (20/5/2022)

Tugu lilin, kata Mayor, menjadi media mendekatkan anak-anak secara praktik agar mereka selalu mengingat pernah ikut merawat Tugu Kebangkitan Nasional itu.

“Ini cara untuk mendekatkan dengan cara membersihkan tugu ini. Biar terendap dalam hidup mereka. Aku pernah merawat ini nih. Semoga ini menjadi pembelajaran nyata. Selama ini kan teori. Dengan begitu anak-anak lebih nancep,” katanya saat ditemui di kawasan Tugu Kebangkitan Nasional.

Setiap tahun, dia mengupayakan terus melakukan kegiatan serupa agar generasi muda tidak melupakan pahlawan.

Baca Juga : 20 Mei Hari Kebangkitan Nasional, Mengapa Tidak Tanggal Merah?

“Setiap tahun, kecuali pandemi. Harapannya agar mereka menjadi jas merah, tidak melupakan sejarah. Yang mereka ketahui selama ini hanya bangunan. Jadi dengan kegiatan nyata ini mereka mudah untuk mengenang,” tutur dia.

Salah seorang siswa SDN 67 Bumi, Tania, menyampaikan kegembiraannya bisa mengikuti kegiatan tersebut bersama-sama teman sekelas.

“Senang. Baru kali pertama ikut dan juga memperingati Hari Kebangkitan Nasional. Pas sekali di Solo ada tugu dan dekat dengan sekolah,” ucapnya saat berbincang dengan Solopos.com.

Siswa lain mengaku bernama Riki mengatakan kegiatan tersebut lebih mengasyikan karena bisa melepas penat setelah pelajaran. “Seru dan asyik. Setelah pelajaran terus di kelas, akhirnya bisa outing class bersih-bersih tugu sama temen-temen. Ini salah satu cara menghormati pahlawan. Kami juga ikut menjaga dan merawatnya [monumen Kebangkitan Nasional],” ujar dia.

Baca Juga : Selamat Harkitnas! Begini Sejarah 20 Mei Jadi Hari Kebangkitan Nasional

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya