SOLOPOS.COM - Kondisi air Sungai Bengawan Solo terlihat berbeda yang diduga tercemar limbah pabrik. Foto diambil Minggu (21/6/2020). (Indah Septiyaning W./Solopos)

Solopos.com, SUKOHARJO — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo mulai mewaspadai ancaman bencana banjir menyusul meningkatnya debit air sungai Bengawan Solo dan sejumlah saluran air. Hal ini seiring tingginya intensitas hujan dalam sepekan terakhir.

Hasil Tes Swab Seluruh Pedagang Pasar Sidoharjo Wonogiri Sudah Keluar, Ini Hasilnya

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Intensitas hujan juga diperkirakan masih akan terjadi hingga beberapa pekan ke depan. Kepala BPBD Sukoharjo Sri Maryanto mengatakan, curah hujan tinggi terjadi merata di wilayah Sukoharjo sepekan terakhir. Kondisi tersebut berpengaruh pada peningkatan debit air di Sungai Bengawan Solo dan saluran air di perkotaan.

Ekspedisi Mudik 2024

"Peningkatan debit air belum sampai menyebabkan banjir. Tapi harus mulai siaga, karena intensitas hujan deras masih akan terjadi sampai Desember nanti," katanya ketika dijumpai di ruang kerjanya pada Selasa (24/11/2020).

Dia mengatakan terus memantau kondisi terutama di daerah rawan banjir. Seperti halnya bantaran aliran Sungai Bengawan Solo. Selain itu banjir di lingkungan perkotaan karena saluran air yang tak mampu menampung derasnya air hujan.

Mabuk Ciu, 3 Pemuda Danukusuman Solo Nekat Mengeroyok Kurir

Pantau Debit Air

Di antaranya saluran air disepanjang citywalk Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Slamet Riyadi, Sukoharjo, Jalan Veteran dan Jalan Dr Moewardi. Titik tersebut dipantau karena berada di wilayah tengah kota.

"Kondisi debit air aliran Sungai Bengawan Solo yang dipantau seperti di bawah jembatan bacem Telukan, Grogol. Namun secara keseluruhan pemantauan juga dilakukan dibeberapa lokasi lain seperti di wilayah Kecamatan Mojolaban," katanya.

Camat Grogol Bagas Windaryatno mengatakan Pemerintah Kecamatan Grogol ikut membantu pemantauan kondisi Sungai Bengawan Solo sebagai antisipasi bencana alam. Sebab wilayah Kecamatan Grogol merupakan salah satu lokasi rawan banjir karena dilintasi aliran Sungai Bengawan Solo.

Boyolali Kembali ke Zona Oranye Covid-19, Protokol Kesehatan di Lingkungan Keluarga Harus Diperhatikan

Lokasi utama pemantauan dilakukan Pemerintah Kecamatan Grogol bersama BPBD Sukoharjo dilakukan di aliran Sungai Bengawan Solo di Bacem, Telukan. "Kami juga memantau di wilayah rawan banjir seperti di Kadokan,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya