SOLOPOS.COM - Kepala Desa Sanggrahan, Kecamatan Prambanan, Karsono, menunjukkan papan data penanganan Covid-19 di Posko PPKM mikro desa setempat, Rabu (3/3/2021). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN – Penanganan kasus Covid-19 di Desa Sanggrahan, Kecamatan Prambanan mengandalkan Satgas Jogo Tonggo yang dibentuk di setiap RW. Sumber dana penanganan Covid-19 dari hasil iuran warga di setiap RW selain mengandalkan dana dari desa.

Pembentukan Satgas Jogo Tonggo di tingkat RW itu bermula ketika ada kasus terkonfirmasi positif Covid-19 untuk kali pertama pada Agustus 2020. Ada salah satu warga di RW 003 yang terkonfirmasi positif dan menjalani isolasi di Rumah Sehat Edotel Klaten.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Setelah dilakukan pelacakan, ada 23 orang yang kontak erat dengan pasien terkonfirmasi positif hingga mereka harus menjalani isolasi mandiri menunggu hasil tes usap keluar. Kondisi itu sempat membuat warga lain panik.

Baca Juga: Jokowi Cabut Perpres Investasi Miras, Pengamat: Terlalu Tergesa-Gesa

Namun, mereka bergerak cepat membentuk Satgas Jogo Tonggo tingkat RW melakukan upaya pencegahan. Warga juga spontan menyediakan dana salah satunya untuk memenuhi kebutuhan pokok 23 warga yang menjalani isolasi mandiri.

Tak hanya berupa uang, iuran juga diberikan warga dalam bentuk barang kebutuhan pokok. Gerak cepat itu dilakukan agar warga yang menjalani isolasi mandiri tetap mematuhi ketentuan untuk berada di rumah masing-masing hingga hasil tes usap keluar.

Ketua RW 03 Desa Sanggrahan, Herbowo, mengatakan selain warga RW 003 yang terdiri dari tiga RT yakni RT 008, 009, 010, dukungan datang dari warga di RW lain. Mereka ikut membantu dengan memberikan sembako hingga dana. Total dana yang terkumpul mencapai Rp17 juta.

Pemerintah desa juga bergerak cepat dengan menggulirkan dana untuk jatah hidup per hari warga yang harus menjalani isolasi mandiri. Nilainya sekitar Rp50.000 per keluarga per hari. Ditambah dengan dana hasil iuran, jatah hidup bagi warga yang menjalani isolasi mandiri menjadi Rp75.000 per keluarga per hari.

Herbowo mengatakan aksi gerak cepat itu berbuah hasil. Warga yang menjalani isolasi mandiri patuh untuk tetap berada di rumah mereka masing-masing hingga hasil tes keluar. Mereka pun bersyukur ketika hasil tes usap 23 warga kontak erat dinyatakan negatif Covid-19. Pola tersebut lantas dipertahankan dan dijalankan ketika ada warga terkonfirmasi positif.

Tak Tetap

Herbowo mengatakan posko Jogo Tonggo RW 03 tak pernah menetap. Lokasinya selalu berpindah didekatkan dengan rumah warga yang menjalani isolasi mandiri. Warga berbagi tugas untuk berjaga di posko dan berkomunikasi dengan orang yang sedang menjalani isolasi mandiri menyesuaikan kebutuhan mereka. Ada pula yang bertugas menyemprotkan disinfektan.

Herbowo menuturkan sejak Agustus 2020 hingga kini sudah ada sembilan warga di RW 03 yang terkonfirmasi positif dan ditangani dengan pola tersebut. Termasuk penggunaan dana hasil iuran kali pertama ada kasus positif Covid-19.

Selain digunakan untuk penanganan Covid-19 di wilayah RW 03, sebagian dana pernah diberikan ke wilayah RW lain yang ada kasus positif Covid-19. Kini, saldo hasil dana iuran itu tersisa Rp8 juta dan disimpan untuk mengantisipasi jika sewaktu-waktu ada kasus positif lagi di RW 03.

“Secara rutin kami laporkan ke warga dalam bentuk selebaran soal penggunaan dananya agar tetap transparan,” jelas dia saat ditemui di rumahnya, Rabu (3/3/2021).

Kepala Desa Sanggrahan, Karsono, mengatakan tingginya semangat gotong royong warga itu sangat membantu desa dalam penanganan kasus Covid-19. Pola yang sama juga diterapkan di 5 RW lainnya Desa Sanggrahan.

Baca Juga: Balai Bahasa Jateng Ajak Guru Aktif Kelola Media Massa Sekolah

Ketika ada yang terkonfirmasi positif Covid-19, warga spontan mengumpulkan iuran membantu memenuhi kebutuhan orang-orang yang menjalani isolasi mandiri ditambah dengan anggaran jatah hidup yang disiapkan pemerintah desa.

“Tingkat kesadaran warga untuk meringankan beban tetangga sangat tinggi. Selama ini dari Jogo Tonggo juga secara rutin membuat laporan pertanggungjawaban dari hasil iuran yang sudah dikumpulkan kepada warga di wilayah masing-masing,” kata Karsono.

Camat Prambanan, Suhardi, mengatakan pola penanganan Covid-19 lewat Jogo Tonggo di Prambanan sudah bergulir sebelum ada pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Bergulirnya kegiatan itu didukung semangat swadaya warga menggalang iuran secara rutin di tingkat RW untuk antisipasi memenuhi kebutuhan pokok bagi warga yang menjalani isolasi mandiri ketika ada kasus positif Covid-19.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya