SOLOPOS.COM - Firman Setyaji memamerkan produk kerajinan dari eceng gondok di Galeri Rumah Bengok Craft, Dusun Sejambu RT 002 RW 005, Desa Kesongo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Jumat (30/9/2022). (Solopos.com-Hawin Alaina)

Solopos.com, UNGARAN — Eceng gondong kerap menjadi momok bagi nelayan di Danau Rawa Pening, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah (Jateng). Meski demikian, di tangan pemuda asal Tuntang, Firman Setyaji, 30, eceng gondok mampu disulap menjadi kerajinan bernilai tinggi, bahkan hingga tembus ke pasar Eropa.

Firman menggunakan brand bernama Bengok Craft untuk memasarkan hasil kerajinan eceng gondok buatannya. Produk dengan brand Bengok Craft ini pun sudah diekspor ke berbagai negara seperti Singapura, Jepang, Italia, Dubai, dan terbaru adalah Spanyol.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dijumpai di rumahnya, Firman mengaku Bengok Craft dirikan pada 2019 lalu. Nama Bengok diambil dari sebutan warga sekitar kepada eceng gondok yang banyak tumbuh di Rawa Pening.

Ide membuat rumah produksi Bengok Craft berawal dari melihat banyaknya pengrajin eceng gondok di desanya. Meski demikian, banyak warga yang belum mengulah eceng gondok sebagai sebuah kerajinan.

“Saya lihat banyak pemanfaatan eceng gondok sebatas pengolahan bahan mentah, sedangkan bahan jadi malah di luar sekitar Rawa Pening,” jelasnya kepada Solopos.com, Jumat (30/9/2022).

Baca juga: Seru, Ribuan Siswa SMKN 1 Jambu Semarang Buat Kreasi Eceng Gondok

Dengan ilmu yang didapatkan semasa kerja di Jakarta, Firman pun akhirnya membangun ruang kreasi eceng gondong di desanya, yang berada di tepi Rawa Pening. Tujuannya, agar tempat yang banyak ditumbuhi eceng gondok juga menjadi lokasi kreasinya.

“Kita riset mulai potensi lokal yaitu eceng gondok, kemudian riset pengrajinnya. Dari situ, kita tahu permasalahan utama adalah susah mencari pasar,” jelasnya.

Setelah mengetahui potensi dan permasalahan pengrajin, Firman berinovasi untuk mencoba membuka pasar kerajinan eceng gondok. Pertama, ia coba memasarkan melalui media sosial. Setelah itu, ia pun memfokuskan kreasi kerajinan eceng gondok pada fashion hand craft.

“Kalau di tempat lain itu ada home decore furniture, di sini kita kenalkan fashion hand craft seperti sandal, topi, dan tas,” jelasnya.

Baca juga: Asal-Usul Rawa Pening Semarang: Bermula dari Kutukan Ular Naga?

Bermula hanya tiga pengrajin, saat ini sudah ada 20 pengrajin yang tergabung dalam Bengok Craft. Semua pengrajin yang direkrut adalah warga sekitar Desa Kesongo, Tuntang.

Selain dipasarkan secara online, produk buatan Bengok Craft juga dijual secara offline di galeri yang berada di Dusun Sejambu RT 002 RW 005, Kesongo, Tuntang, Kabupaten Semarang.

Selain itu, Bengok Craft juga memasarkan produknya di sejumlah tempat seperti Salatiga, Semarang, hingga Jakarta. “Kita memang mengejar pasar di kota-kota besar. Sekitar 70% penjualan kita malah dari Jakarta,” jelasnya.

Firman mengatakan omzet Bengok Craft saat ini mencapai Rp20 juta per bulan. Salah satu produk yang paling diminati adalah tas dan alas kaki. “Sandal ini best seller banget. Inovasi Bengok Craft kita buat tebal, sehingga bisa tahan lama dan dipakai indoor maupun out door,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya