SOLOPOS.COM - Warga mengikuti pendidikan keaksaraan dasar yang di Dukuh Gonggangan, Desa Juwok, Kecamatan Sukodono, Sragen. (Solopos.com-Istimewa)

Solopos.com, SRAGEN — Anak muda karang taruna Dukuh Gonggangan, Desa Juwok, Kecamatan Sukodono, Sragen, mengembangkan program literasi yang menyasar warga lanjut usia atau lansia. Para lansia mengikuti program keaksaraan dasar dan akan dilanjutkan dengan program pelatihan wirausaha.

Seksi Pendidik Kampung Keluarga Berencana (KKB) Barayatama Gonggangan, Fandra Nur Cahyanyo, 29, menjelaskan ada 10 lansia yang bergabung untuk belajar. Mereka merupakan warga yang tidak bersekolah atau tidak sampai lulus SD.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Mereka bisa membaca dan menghitung uang namun segi tulisnya serta penghitungan angka belum bisa,” kata dia, Jumat (25/2/2022).

Baca juga: 11,10% Wong Sragen Masih Buta Huruf dan Pengaruhnya Terhadap Kemiskinan

Sinyo, sapaan akrabnya, mengatakan kegiatan keaksaraan merupakan permintaan warga setempat. Mereka pernah mendapat pendidikan keaksaraan dasar sebelumnya namun belum tuntas.

Adapun kegiatan keaksaraan dasar dilakukan dua kali pertemuan dalam satu pekan. Karangtaruna mendapatkan dukungan buku dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sragen.

“Keaksaraan dasar dilakukan sejak Juli 2021 sampai Desember. Sekarang mereka sudah bisa menulis dan menghitung meskipun belum mahir,” jelasnya.

Menurut dia, kegiatan tersebut akan dilanjutkan dengan pelatihan wirausaha, antara lain pelatihan memproduksi tahu bakso. Pelatihan akan bekerja sama dengan salah satu Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Kecamatan Sukodono.

“Tantangannya harus menunggu waktu longgar mereka, mungkin setelah asar atau setelah magrib. Mayoritas para petani,” jelasnya.

Baca juga: 89.000 Lansia Sragen Bakal Divaksin, Begini Cara Daftarnya!

Sementara itu, Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Dirjen PAUD Dikdasmen) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Jumeri, mengatakan berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020, jumlah penduduk buta aksara mengalami penurunan. Persentase buta aksara pada 2019 mencapai 1,78 persen atau 3.081.136 orang menjadi 1,71 persen atau 2.961.060 orang pada 2020.

Mantan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) itu mengatakan upaya pengembangan literasi nasional dapat ditempuh melalui gerakan literasi sekolah, gerakan literasi masyarakat, dan gerakan literasi keluarga melalui pendidikan formal dan nonformal. Peningkatan literasi masyarakat diawali dari upaya penuntasan masyarakat yang buta aksara.

“Melalui layanan program pendidikan keaksaraan diharapkan masyarakat buta aksara dapat meningkat kualitas hidupnya sebagai awal langkah untuk jenjang berikutnya. Masyarakat yang buta aksara mengikuti pendidikan keaksaraan dasar, selanjutnya keaksaraan lanjutan, dan selanjutnya ke jenjang pendidikan kesetaraan Paket A setara SD, paket B setara SMP, dan Paket C setara SMA,” kata Jumeri dikutip dari laman resmi Kemendikbudristek, Rabu (8/9/2021).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya