SOLOPOS.COM - Muhammad Faizal Agung Nugroho menunjukkan kacamata kayunya, Senin (7/11/2016). (Danur Lambang Pridriandaru/JIBI/Solopos)

Inspirasi bisnis kali ini dari seorang mahasiswa UNS Solo.

Solopos.com, SOLO — Muhammad Faizal Agung Nugroho tak menyangka produk berupa kacamata dengan frame kayu bisa selaris ini. Mahasiswa Jurusan Pendidikan Seni Rupa Uversitas Sebelas Maret (UNS) solo tersebut mulanya berjualan pakaian distro dengan yang dia pasarkan melalui aplikasi Instagram pada Januari 2016 lalu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Namun selama tiga bulan produk pakaian distronya tak kunjung mendapatkan pembeli. Akhirnya dia berspekulasi menjual produk kacamata dari kayu bikinannya sendiri. Tak dinyana, ternyata produk bikinannya tersebut laris sampai sekarang.

Sebenarnya, Faizal, sapaan akrabnya, sudah mencoba membuat kacamata dari kayu sejak 2014 lalu. Berawal dari kecintaannya pada kacamata, dia ingin membuat sebuah kacamata yang unik dan beda. Akan tetapi, Faizal mengaku percobaan pertamanya tersebut gagal.

“Tapi waktu gagal merintis bisnis jualan pakaian distro, saya akhirnya memulai bisnis kembali dengan membuat kacamata dari kayu kembali. Setelah tiga kali mencoba, saya baru bisa membuat sebuah kacamata kayu yang bisa dibilang bagus. Saya foto dan saya unggah di akun Instagram saya. Ternyata langsung ada yang minat. Akhirnya saya mulai serius menekuni bisnis ini,” ucap pemuda asal Selogiri, Wonogiri tersebut saat berbincang dengan Solopos.com di danau pertanian UNS, Senin (7/11/2016).

Ada dua jenis kayu yang ia pergunakan sebagai bahan baku yakni limbah kayu sonokeling dan kayu mapple. Faizal menggunakan limbah kayu sonokeling karena mudah didapat. “Selain itu limbah kayu sonokeling disini hanya dijadikan sebagai bahan pembakar genting. Jadi limbah kayu tersebut bisa dibilang melimpah. Kalau kayu mapple saya gunakan karena ringan dan awet,” imbuhnya.

Banjir Pesanan

Saat ini, dia masih membuat satu model kacamata dengan model seperti merek Wayfarer dari Rayban. Kendati demikian, delapan buah kacamata yang ia produksi tiap pekan selalu ludes terjual. Pembelinya kebanyakan berasal dari luar kota.

“Kemarin ada yang beli dari Jerman dan Libya. Padahal harga kacamata saya lebih murah daripada ongkos kirim kesana” tambah Faizal.

Untuk satu buah kacamata, Faizal membanderol dengan harga Rp400.000 sampai Rp550.000, tergantung bahan yang digunakan. Kalau pelanggannya ada yang menginginkan desain custom, dia menambah harga sebesar Rp100.000 untuk tiap kacamata.

Saat ini, dia masih mempercayai media sosial sebagai sarana promosi dan penjualan produknya. Selain itu, hingga saat ini Faizal belum merekrut satu orang karyawan pun untuk membantunya memproduksi kacamatanya tersebut.

Sementara itu, salah satu pelanggannya, Poncosiwi, mengaku tertarik untuk membeli kacamata berlabel Lordly tersebut. “Rencananya mau memberikan suami kado ulang tahun berupa kacamata orisinil. Tapi ternyata harganya mahal sekali dan sepertinya terkesan biasa saja. Akhirnya saya memutuskan untuk membeli kacamata yang unik berbahan dasar kayu,” terang saat dihubungi Solopos.com, Selasa (8/11).

Wanita asal Penggilingan, Jakarta Timur tersebut memilih produk bikinan Faizal lantaran terpesona oleh bentuk dan warnanya. Selain itu harganya juga terjangkau. Enak dipakai dan enteng, tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya