SOLOPOS.COM - Ilustrasi sapi perah (Rachman/JIBI/Bisnis)

Inseminasi buatan gratis di Bantul belum dinikmati semua peternak

Harianjogja.com, BANTUL- Rencana pemerintah kabupaten (Pemkab) Bantul menggulirkan program Inseminasi Buatan (IB) untuk ternak sapi di tiga kecamatan, Sedayu, Pundong dan Imogiri, tak berjalan mulus.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Terbukti, ternyata masih ada peternak sapi di ketiga kecamatan itu yang belum menikmati fasilitas IB gratis tersebut.

Bohnadi, misalnya. Pemilik sapi asal Dusun Trukan, Desa Sriharjo itu mengakui, hingga kini dirinya tetap harus mengeluarkan biaya IB sebesar Rp50.000 per suntiknya.

Bahkan, dikatakannya, pihak petugas IB memberlakukan tarif khusus jika dia meminta suntik IB itu sebanyak dua kali berturut-turut. “Kalau sekali bayar Rp50.000. Kalau dua kali, saya hanya bayar Rp90.000,” katanya saat ditemui di sekitar lokasi rumahnya, Kamis (5/11/2015) siang.

Saat ditanya mengenai program IB gratis, ia mengaku sejauh ini sama sekali belum pernah mendengar. Itulah sebabnya, ketika menyuntikkan sapinya, ia pun bersedia saja saat diminta untuk membayar. “Ya kami tidak tahu kalau gratis. Makanya, ya kami mau-mau saja disuruh membayar,” keluhnya.

Selain tak gratis, ketidakmulusan program itu kian kentara lantaran hasil suntikan petugas IB di kawasan Desa Sriharjo itu tak cukup jitu membuat sapi milik Bohnadi bunting. Diakui Bohnadi, penyuntikan itu harus dilakukan setidaknya sampai tiga kali. “Ya kalau lebih dari itu, terus terang saja saya kesulitan membayarnya,” katanya.

Pemilik sapi lainnya, Tugimin juga mengakui hal yang sama. Bahkan, ia mengaku harus menyuntikkan sapinya hingga empat kali agar sapinya itu bisa bunting. “Itu saja belum tentu bisa bunting,” cetusnya.

Sebenarnya, ia sempat terpikir untuk menggunakan jasa kawin ternak. Akan tetapi, tarif jasa itu dinilainya juga sudah terlampau mahal. Jika beberapa tahun lalu tarif jasa itu hanya berkisar Rp50.000, saat ini tarifnya bi mencapai di atas Rp100.000.

Lebih parah lagi dirasakan oleh Safari, pemilik sapi yang lain. Ia terpaksa melakukan IB sebanyak 6 kali terhadap sapinya agar bunting. Meski berkali-kali gagal, ia tetap memanggil petugas agar sapinya tetap disuntik. Karena hal tersebut adalah satu-satunya jalan agar sapinya segera bunting dan dapat dengan cepat menghasilkan keturunan.

Ia terpaksa melakukan IB berkali-kali karena selain cepat bunting dan menghasilkan keturunan, konon keturunan yang dihasilkan juga lebih bagus daripada sapi lokal. Selain itu, ia juga mengaku sudah mendapatkan sapi pejantan yang bagus untuk benih sapi mereka. Selain dengan IB, pemilik sapi juga mendapatkan program gertak birahi.

“Gertak birahi untuk mempercepat masa subur sapi dan segera siap dikawini,” tuturnya.

Sebelumnya, Kepala Dispertahut Bantul, Partogi Dame Pakpahan mengatakan, untuk meningkatkan ketersediaan sapi lokal di Kabupaten Bantul, Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertahut) Kabupaten Bantul melakukan Inseminasi Buatan (IB) atau kawin suntik gratis, kecuali bagi para pebisnis. IB gratis tersebut diberikan kepada pemilik sapi di tiga kecamatan masing-masing Sedayu, Pundong dan Imogiri.

“IB gratis ini merupakan upaya dari Dispertahut Bantul mempertahankan jenis sapi lokal Peranakan Ongole (PO) yang saat ini jumlahnya terus menurun. Sapi-sapi milik warga akan mendapatkan bibit dari IB gratis, dengan jenis sapi putih PO yang memang memiliki berbagai keunggulan. Saat ini populasi sapi kita memang sangat sedikit,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya