SOLOPOS.COM - Proses penghormatan terakhir dan salat jenazah salah satu perawat RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri, Agus Trisilo, 47, yang gugur karena Covid-19 di halaman RSUD Wonogiri, Senin (2/8/2021). (istimewa)

Solopos.com, WONOGIRI — Salah satu tenaga kesehatan (nakes) RSUD dr Soediran Mangun Sumarso Wonogiri, Agus Trisilo, 47, meninggal dunia setelah berjuang melawan Covid-19, Senin (2/8/2021). Sebelum dimakamkan, jenazah diberikan penghormatan terakhir dan disalatkan di halaman RSUD.

Seluruh karyawan RSUD Wonogiri menyematkan pita hitam di lengan mereka selama tujuh hari. Hal itu dilakukan sebagai tanda duka cita dan pengingat bahwa tugas dalam melawan pandemi Covid-19 belum usai.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Kami kehilangan salah satu perawat terbaik dan sudah senior. Almarhum sudah cukup lama mengabdi di sini [RSUD Wonogiri], sejak 2009,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Direktur RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri, Setyarini.

Baca Juga: Benarkah Labu Kuning Bisa untuk Obat Covid?

Ia mengatakan, Agus masuk ke triase IGD RSUD Wonogiri pada 26 Juli 2021 lalu. Karena kondisinya menurun, pada Minggu (1/8/2021), Agus dirujuk ke RSUD dr. Moewardi Solo. Pada Senin pagi istri Agus sempat meminta doa kepada keluarga besar RSUD Wonogiri agar kondisi suaminya bisa membaik.

“Almarhum punya penyakit bawaan jantung. Ia meninggalkan seorang istri dan dua orang anak. Orangnya anteng dan sat-set. Jenazah akan dimakamkan di Ngawi, Jawa Timur,” ungkap dia.

Menurut Setyarini, awalnya Agus bertugas di bangsal isolasi Bougenvile sekitar tujuh bulan. Setelah itu Agus dipindah sebagai perawat non-Covid-19. Kemudian terakhir kembali bertugas di ruang isolasi. Sebenarnya, pihaknya melakukan skrining terlebih dahulu kepada perawat yang bertugas di ruang isolasi.

Di ruang isolasi diutamakan bagi perawat yang tidak memiliki komorbid. Namun karena beberapa waktu lalu ruang isolasi Covid-19 RSUD Wonogiri membutuhkan nakes tambahan, Agus menawarkan diri untuk bertugas di lokasi tersebut. Ia merasa sehat dibuktikan dengan hasil cek jantung yang bagus, rutin meminum obat dan kadar gulanya stabil.

“Selama pandemi ini baru ada satu tenaga kesehatan [Nakes] yang gugur karena terpapar Covid-19. Cukup satu ini saja. Jangan sampai ada lagi,” ujar dia.

Prosesi salat jenazah dipimpin langsung oleh Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Wonogiri, Mubarok.

“Kami benar-benar kehilangan. Beliau termasuk anggota dari komisariat rumah sakit. Almarhum perawat yang baik dan dikenal sebagai seorang pekerja keras dan taat dengan aturan-aturan yang ada,” kata Mubarok.

Baca Juga: Cara Cek Pengumuman Hasil Seleksi CPNS 2021

Menurut dia, selama pandemi Covid-19 sudah ada dua perawat yang gugur karena terpapar Covid-19. Sebelumnya perawat dari Puskesmas Sidoharjo, Wonogiri, Agus Suprianto, juga meninggal dunia pada Juni 2021 lalu.

“Semoga tidak ada Nakes yang gugur lagi. Kasihan masyarakat kalau pelayanan tidak bisa maksimal karena keterbatasan nakes. Saat ini sejumlah Nakes tengah menjalani isolasi mandiri,” tutur Mubarok.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya