SOLOPOS.COM - Ilustrasi demam berdarah. (Solopos/Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, KLATEN – Warga Kabupaten Klaten diminta tetap mewaspadai demam berdarah dengue atau DBD selain kasus Covid-19. Pasalnya, selama awal tahun ini sudah ada satu orang meninggal dunia lantaran DBD.

Berdasarkan data yang dihimpun dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Klaten, jumlah total kasus DBD dari pekan pertama atau awal Januari 2021 hingga pekan kelima atau awal Februari 2021 sebanyak 20 orang. Dari jumlah itu, satu orang meninggal dunia.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Klaten, Anggit Budiarto, mengatakan pada 2020 lalu angka kasus DBD selama setahun mencapai 393 orang terjangkit DBD dengan sembilan orang meninggal dunia.

Baca Juga: Strategi Penanggulangannya Mantap! Kasus Covid-19 di Desa Ngroto Wonogiri Cuma 1

Dengan angka kasus tersebut, kasus penyakit yang disebabkan karena virus dengue serta ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti tersebut terhitung tinggi. Pasalnya, angka kematian sepanjang 2020 mencapai lebih dari 2 persen.

“Angka kematian itu harusnya di bawah 1 persen, syukur-syukur tidak ada [kasus kematian akibat DBD],” kata Anggit saat berbincang dengan Solopos.com, pekan lalu.

Anggit kembali mengajak warga kabupaten Bersinar untuk menggiatkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di sekitar tempat tinggal mereka selain tetap waspada persebaran Covid-19 dengan menerapkan protokol kesehatan.

Kegiatan PSN dengan membersihkan tempat penampungan air serta tempat yang berpotensi menjadi genangan air dari jentik-jentik nyamuk. Kegiatan itu diharapkan bisa dilakukan secara rutin terlebih intensitas hujan hingga kini masih tinggi.

Baca Juga: Sudah 10 Hari Mulut Luweng di Pracimantoro Wonogiri Belum Juga Ditemukan, Warga Tak Menyerah!

Kasi Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Dinkes Klaten, Wahyuning Nugraheni, mengatakan kasus kematian akibat DBD terjadi pada pekan ketiga 2021. Penderita berasal dari Kecamatan Ceper.

Sebelumnya, Wahyuning menjelaskan sosialisasi untuk tetap mewaspadai DBD terus dilakukan dengan mengoptimalkan sosialisasi melalui media sosial serta grup aplikasi perpesanan Whatsapp (WA). PSN masih menjadi cara yang paling efektif dan efisian untuk menekan perkembangbiakan nyamuk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya