SOLOPOS.COM - Ilustrasi berita hoax (Holy Kaw!)

Solopos.com, JAKARTA – Sejumlah informasi hoaks terkait Covid-19 beredar di media sosial dalam beberapa hari terakhir. Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) mengajak masyarakat turut memerangi berita hoaks yang menyesatkan.

Juru Bicara Kementerian Kemkominfo, Dedy Permadi, mengungkapkan sejumlah hoaks yang beredar di media sosial dalam beberapa hari terakhir. “Pada 12 November tersebar disinformasi terkait poster iklan Covid-19 yang mengajak orang tua sumbang organ anak-anak. Padahal gambar itu tidak benar sama sekali,” kata Dedy dalam siaran pers Menolak Hoaks Covid-19 sebagaimana dilansir dari kanal Youtube Kemkominfo TV, Minggu (21/11/2021).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pada tanggal yang sama, kata Dedy, juga tersebar berita palsu mengenai Negara Jepang yang menghentikan program vaksinasi Covid-19. Negeri Sakura itu justru dikabarkan lebih memilih memanfaatkan ivermectin yang diklaim sanggup membunuh virus hanya dalam waktu satu malam.

Baca Juga: Video Hoaks Banjir Besar Resahkan Warga Wonogiri, Ini Langkah Polisi!

Sehari berselang yakni pada 13 November, juga beredar hoaks mengenai reaksi warga setelah disuntik vaksin Covid-19 mengalami perubahan mental dan fisik. “Pada tanggal yang sama [13 November] ada narasi hoaks lewat video di medsos. Potongan video itu dalam bahasa asing yang mengklaim tes swab Covid-19 adalah vaksinasi yang terselubung,” papar Dedy.

Pada 14 November beredar info tak benar bahwa istri CEO Pfizer yang meninggal dunia akibat komplikasi vaksin. Kabar tersebut dipastikan hoaks atau berita bohong. Dalam akun twitter pribadi CEO Pfizer, @albertbourla, terdapat unggahan foto dia bersama sang istri dan rekan kerja mereka. Unggahan itu muncul pada Jumat (12/11). Unggahan Albert bersama istrinya sekaligus membantah kabar tidak benar itu.

Juru bicara Pfizer, Amy Rose, menyatakan Myriam Bourla, istri Albert, dalam kondisi masih hidup dan sehat. Amy menyatakan penulis artikel di situs konservatif itu punya itikad jahat dan menyebabkan tekanan emosional kepada keluarga Bourla.

Baca Juga: Sudah Ada 64.350 Dosis, Silakan Warga Sragen yang Mau Divaksin Pfizer

“Tidak masuk akal, seseorang menyamar sebagai jurnalis akan menyebarkan kebohongan seperti itu tentang CEO kami dan keluarganya, dengan tujuan merusak kepercayaan pada vaksin yang telah diberikan kepada ratusan juta orang di seluruh dunia,” kata Amy seperti dilansir Antara.

Dedy Permadi mengingatkan jika bangsa Indonesia masih menghadapi Pandemi Covid-19. “Pandemi masih ada. Virus masih mengintai kita. Mari bersama kita hentikan sebaran Covid-19 dengan literasi digital, semangat vaksinasi dan taat prokes. Bersama kita mampu menekan persebaran Covid-19,” terang Dedy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya