SOLOPOS.COM - Kompleks pabrik PT Rayon Utama Makmur (RUM) di Desa Plesan, Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo, Jumat (23/2/2018). (Bisnis-Dok)

Solopos.com, WONOGIRI — Bau limbah PT Rayon Utama Makmur (RUM) Sukoharjo juga tercium hingga Desa Pule, Kepatihan, hingga Pare (ketiganya di Kecamatan Selogiri, Wonogiri), yang berjarak radius 11 kilometer dari pabrik. Padahal, biasanya bau itu hanya terbang sejauh radius 4 kilometer.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, bau limbah itu akan terasa lebih pekat saat hujan turun. Di Wonogiri, kawasan yang terdampak bau biasanya berada di lokasi yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Sukoharjo, mulai dari Nambangan, Sendangijo, Wonoharjo, hingga Malangsari di bagian timur. Rupanya bau itu juga tercium hingga Pule, Kepatihan, dan Pare.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Di kawasan yang rendah bau masih tercium meski tak sepekat dahulu. Namun, mengapa bau ini masih bisa dirasakan oleh warga yang tinggal ketinggian seperti Kepatihan, Pule, dan Pare?” tanya Camat Selogiri, Sigit Purwanto, dalam mediasi antara PT RUM dengan perwakilan masyarakat Wonogiri di Pendapa Rumah Dinas Bupati Wonogiri, Wonogiri, Jumat (17/1/2020).

Ekspedisi Mudik 2024

Mendengar pertanyaan itu, Presiden Direktur PT RUM Sukoharjo, Pramono, mengklaim kadar gas Hidrogen Sulfida (H2S) yang dihasilkan sudah memenuhi baku mutu. Namun, mengapa hal itu masih bisa tercium bahkan terasa hingga lebih dari 4 kilometer? Menurutnya, faktor pemicunya adalah hujan.

Saat gas H2S yang berada di bawah baku mutu terlepas ke udara, gas itu tertangkap oleh awan. Gas-gas itu lalu terakumulasi dalam jumlah besar dalam awan yang kemudian tertiup angin. Pada fase tertentu, awan ini akan berubah menjadi hujan.

Saat menjadi hujan itulah massa jenis gas H2S yang lebih berat daripada tekanan 1 atmosfer (atm) juga ikut turun ke bumi. “Itulah sumber bau. Saya akui memang belum sampai nol H2S,” kata dia.

Pramono menyatakan untuk menekan gas H2S hingga nol membutuhkan pemasangan instalasi pengolahan lebih lanjut. Biaya yang dikeluarkan PT RUM untuk pemasangan instalasi ini mencapai Rp700 miliar. Instalasi itu terdiri atas tiga alat yang didatangkan dari Denmark.

Proses pemasangan instalasinya diperkirakan baru akan selesai pada Desember 2021. “Kalau masih berdampak atau ada yang rusak [kami] bisa matikan mesin. Tapi ini membutuhkan 5-7 hari,” terang Pramono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya