SOLOPOS.COM - Candi Borobudur (JIBI/Dok)

Candi Borobudur identik dengan mitos yang melingkupinya.

Solopos.com, MAGELANG – Candi Borobudur yang ditemukan pada 1814 saat Sir Thomas Stanford Raffles menjabat sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda, penguasa tanah Jawa, tak lepas dari mitos.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Candi Budha terbesar di Asia Tenggara ini dipercaya oleh warga sekitarnya memiliki mitos-mitos, yang jika dilanggar bagi mereka yang percaya bisa mendatangkan musibah.

Kasus puluhan siswa SMAN Di Tangerang Banten yang kesurupan saat study tour ke Candi Borobudur, Rabu (4/5/2016), bagi yang mempercayainya, peristiwa ini terkait dengan misteri Candi Borobudur. Beberapa siswa saat tour ke Borobudur dikabarkan menggeser beberapa batu di candi.

Informasi yang dihimpun Solopos.com dari berbagai sumber setidaknya ada beberapa hal terkait dengan pantangan, mitos mengenai Candi Borobudur.

Kunto Bimo 

Kunto Bimo merupakan sebuah nama arca yang terdapat di teras tingkat I sisi timur. Mitos Kunto Bimo merupakan mitos yang paling sering diketahui pengunjung Borobudur.

Menurut mitos yang berkembang bila pengunjung berhasil merogoh dan menyentuh bagian tertentu dari arca yang tertutup stupa, maka permintaan yang diinginkan bisa terkabul.

Situs Bhagavant.com menyebutkan masyarakat Borobudur percaya keinginan bisa terkabul jika bagi pria “harus” bisa memegang  bagian jari manis Kunto Bimo sedangkan bagi wanita bisa memegang telapak kaki atau tumit Kunto Bimo atau bagian ibu jari arca tersebut.

Singa Urung

Singa Urung merupakan dua arca berwujud singa yang terdapat di kanan-kiri tangga candi. Warga sekitar mempercayai apabila sepasang kekasih melewati di antara kedua arca tersebut maka hubungan mereka akan gagal atau urung dalam bahasa Jawa.

Perbukitan Menoreh

Mitos lain yakni mengenai perbuktian Menoreh yang berada di sekeliling candi. Jika diamati dari puncak, maka perbukitan tersebut menyerupai orang yang tertidur dengan kepala di bagian barat. Mitos warga yang berkembang orang tersebut merupakan titisan Gunadharma, perancang Candi Borobudur pada masa Dinasti Syailendra dengan Raja Samaratungga sekitar 824 Masehi.

Stupa

Keunikan stupa Borobudur dibuat berlubang kotak atau belah ketupat dengan arca Dhyani di dalamnya yang dipahat tanpa mengenakan pakaian. Jika terkena sinar matahari, arca Dhyani tersebut seakan-akan mengenakan pakaian kotak-kotak karena pantulan sinar matahari pada lobang-lobang berbentuk belak ketupat itu.

Sementara itu pengelola Candi Borobudur menerapkan sejumlah aturan bagi pengunjung. Di antaranya, pengunjung wajib mengenakan kain sarung yang telah disediakan, ini dimaksud untuk menghormati Borobudur sebagai tempat ibadah. Sejumlah banyak ditemukan pengunjung yang hanya mengenakan celana pendek di candi.

Pengunjung juga dilarang mencorat-coret candi, merokok dan menaiki stupa, arca candi. Aturan ini dimaksud untuk menjaga kondisi candi Borobudur, meminimalisasi kerusakan candi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya