SOLOPOS.COM - Gedung Marba di kawasan Kota Lama Semarang, Jawa Tengah. (website—situsbudaya.id)

Solopos.com, SEMARANG — Salah satu sudut Kota Lama Semarang memiliki sebuah bangunan yang penuh dengan nilai sejarah. Masyarakat setempat biasa menyebutnya sebagai Gedung Marba. Bangunan eksotis itu sarat akan cerita menarik di dalamnya.

Gedung Marba berlokasi di Jl. Letjen. Suprapto, No. 33. Lebih mudahnya, gedung tersebut berada di salah satu sudut kawasan Kota Lama Semarang. Lokasinya berseberangan dengan Taman Sriguntng. Sudah ada yang tahu?

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Gedung ini selalu menarik perhatian mata para pengunjung, saat mengelilingi kawasan Kota Lama. Bangunannya yang eksotis dengan dinding berwarna merah tua menjadi alasannya.

Tak Boleh Hilang Kewaspadaan DBD Karena Covid-19

Menurut website situsbudaya.id, abad ke-19 dipercaya menjadi abad dibangunnya Gedung Marba. Gedung tersebut memiliki desain dua lantai dengan tebal dinding kurang lebih 20 cm.

Jika diperhatikan dari sudut hiasan atau ornamen dekorasinya, Gedung Marba mengadopsi arsitektur neoklasik. Gedung yang berada di pojokan itu, juga dikenal menggunakan arsitektur tropis Hindia Belanda.

Seperti yang dihimpun Semarangpos.com dari berbagai sumber, Kamis (16/3/2020), neoklasik adalah sebuah gaya arsitektur pada abad ke-18. Arsitektur model tersebut terkenal pada zaman klasik atau lebih tepatnya pada abad ke-8.

Pasien Positif Virus Corona di Grobogan Jadi 4 Orang

Ciri khas Gedung Marba adalah warna merah tuanya yang mencolok. Warna tersebut dihasilkan dari material batu bata. Kayu dan sedikit besi tuang juga menjadi elemen penting di bangunan tersebut.

Jendela dan kolom yang simestris dan tertata menambah kesan aestetik gedung tersebut. Terlihat megah walau sudah termakan usia. Bisa dibayangkan seindah apa saat Gedung Marba masih beroperasi.

Dibangun Orang Yaman

Bangunan yang identik dengan warna merah itu, dibangun oleh Marta Bardjunet. Ia adalah orang yang berasal dari Yaman. Pada zaman dulu, Marta Bardjunet adalah seorang saudagar kaya raya.

Warga Sruwen Semarang Tenggelam di WKO, Jasadnya Belum Ketemu

Republik Yaman adalah sebuah negara di Jazirah Arab di Asia Barat Daya, bagian dari Timur Tengah. Yaman berbatasan dengan laut Arab di sebelah selatan.

Sebutan "marba" diambil dari perpaduan nama Marta Bardjunet. Nama "marba" ahirnya dipilih untuk mengenang saudagar kaya tersebut.

Pada saat itu, gedung eksotis ini difungsikan menjadi sebuah kantor pelayaran Ekpedisi Muatan Kapal Laut atau biasa disebut EMKL.

Vlog Billy Christian di Semarang Rekam Suara Misterius Wanita Penghuni

Gedung tersebut juga pernah menjadi sebuah toko yang modern bernama De Zeikel. Zaman dulu, toko tersebut menjadi satu-satunya toko modern di kawasan Kota Lama.

Umur bangunan tersebut dipercaya sudah lebih dari 100 tahun. Karena, pada tahun 1910, KITLV atau Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde mengambil potret bangunan tersebut.

KITLV adalah lembaga ilmiah. Lembaga tersebut memiliki kaitan erat dengan penelitian ilmu antropologi, ilmu bahasa, ilmu sosial, dan ilmu sejarah wilaya Asia Tenggara, Oseania dan Karibia.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya