SOLOPOS.COM - Ilustrasi Bangunan Kayu Tahan Gempa/sakurakita.com

Solopos.com, JEPANG – Jepang menjadi salah satu Negara di Asia yang sering terkena bencana gempa bumi. Upaya mitigasi pun selalu dilakukan teramsuk inovasi pembuatan bangunan tahan gempa.

Diluar ekspektasi, justru bangunan kayu menjadi pilihan sebagai bangunan tahan gempa. Mengutip u-tokyo.ac.jp, Selasa (30/3/2021). Bangunan kayu di Jepang telah ada selama bertahun-tahun.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Orang sering mengatakan bahwa bangunan kayu tradisional seperti kuil, tahan terhadap gempa bumi. Ketika gempa bumi datang, bangunan kayu banyak bergoyang dan sangat fleksibel seperti pohon willow.

Baca Juga : Instagram Lite Khusus Untuk Handphone Kentang Cuma Butuh Memori 2 MB

Meskipun demikian, kenyataannya bangunan kayu akan tahan gempa sampai batas tertentu. Tentu sangat menarik untuk ditelisik lagi mengenai sejarahnya. Mengapa Jepang masih memanfaatkan kerajinan kayu secara tradisional.

Mengutip penjelasan dari architectmagazine.com, terdapat museum yang didirikan di Kobe, Jepang, tahun 1984. Museum Alat Pertukangan Tekaneka menyimpan lebih dari 32.000 item yang berkaitan dengan arsitektur serta konstruksi tradisional, dokumen, model-model, perkakas, bahkan komponen-komponen skala bangunan.

Tak hanya teknologi pertukangan, para arsitek kuno Jepang menggunakan kayu dengan sejumlah alasan agar bangunan kokoh, berikut alasan-alasannya :

Kompleksitas

Salah satu rumah minum teh di Jepang, memanfaatkan bangunan kayu yang tampak sederhana. Namun, apabila dilihat secara teliti ada material-material dengan segala keruwetannya.

Selain itu terdapat persimpangan antara elemen pembingkaian pohon cemara yang belum selesai menyembunyikan strategi sambungan yang rumit. Paku dan pengencang lainnya sangat minim digunakan. Kelihaian dari arsitek membuat ruang minum teh yang mungil tampak lebih luas.

Kontrol

Di masa modern, keinginan arsitek menggunakan kayu rekayasa untuk memberantas semua ketidakonsistenan material. Berbagai perilaku material dalam arsitektur tradisional Jepang sangat dikelola dengan ketat. Selain itu, desain yang mendetail mengantisipasi transformasi kayu selama berabad-abad serta kompensasi penyusutan dan defleksi.

Kecanggihan

Material modern dinilai sering kali lebih rendah kualitasnya. Kinerja kolom kayu yang telah direkayasa oleh sebuah industri tidak seberapa jika dibandingkan dengan satu batang kayu. Metode manufaktur modern yang tidak seketat metode historis.

Pengurus Museum Takenaka menjelaskan bukan ia yang harus meniru gaya atau fitur bangunan bersejarah saat ini, tetapi justru kita harus menantang kelayakan dan kualitas rendah material masa kini.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya