SOLOPOS.COM - Ilustrasi program Juwita 1.000 Harta di Klaten. (Istimewa/jatengprov.go.id)

Solopos.com, KLATEN – Puskesmas Juwiring, Kabupaten Klaten melakukan inovasinya penekanan jumlah stunting lewat program Juwita 1.000 Harta.

Berdasarkan informasi yang dilansir dari situs resmi jatengprov.go.id, Juwita 1.000 Harta merupakan singkatan dari Juwiring tanggap 1.000 hari pertama kehidupan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Inovasi tersebut diciptakan untuk mengurangi angka stunting, serta kematian ibu dan bayi.

Inovasi Puskesmas Juwiring dalam mencegah stunting itu kemudian masuk dalam Nominasi Penghargaan Pembangunan Daerah Tahun 2019.

Salah satu indikator penilaiannya adalah kebaruan inovasi daerah melalui program 5Ng tersebut.

Baca juga: Pemkot Solo Targetkan Nol Kasus Stunting pada 2024, Begini Caranya

Nutrisionis Puskesmas Juwiring, Sri Sugiyanti menuturkan, inovasi Juwita 1.000 Harta sudah diciptakan sejak 2013 lalu, sebagai upaya menurunkan angka stunting, menurunkan bayi berat lahir rendah, mengurangi resiko kematian ibu dan bayi.

“Inovasi Juwita 1.000 Harta ini merupakan upaya menurunkan stunting, menurunkan bayi berat lahir rendah, serta memgawal ibu hamil sampai 1.000 hari kehidupan pertama,” jelasnya dilansir dari situs resmi jatengprov.go.id.

Sistem kerja inovasi Juwita 1.000 Harta, papar Sugiyanti, yakni dengan membentuk Kampung Juwita di 19 desa yang ada di Kecamatan Juwiring.

Tujuannya mengawal dan memberi edukasi mulai dari remaja, pra-nikah atau calon pengantin, kelas ibu hamil, hingga melahirkan 1000 hari pertama kehidupan.

Baca juga: Dana Desa Jadi Andalan Atasi Stunting pada 2.000 Anak Sukoharjo

“Semua tenaga kesehatan dan relawan di tiap desa, seperti Posyandu. Kegiatannya memberi tablet penambah darah kepada remaja putri, edukasi pranikah, berkunjung ke ibu hamil untuk skrining, jika ada risiko maka akan dilakukan pengawalan di tingkat atas, seperti puskesmas ata ke rumah sakit,” jelasnya.

“Selain itu, juga ada kegiatan demo pemberian makan bayi yang sehat, baik ASI eksklusif maupun setelahnya,” tambah Sugiyanti.

Bagi ibu hamil yang telah mengikuti kelas ibu hamil, juga diberikan sertifikat dari Puskesmas setempat. “Kami ada wisuda dan pemberian sertifikat bagi yang telah mengikuti kelas ibu hamil,” ungkapnya.

Ditambahkan, inovasi pencegah stuting bernama Juwita 1.000 Harta, yang dilakukan sebagai dukungan Program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng itu, membuahkan hasil yang cukup signifikan. Angka stunting, dari 13,38 % turun menjadi 6,3 %.

Bayi berat lahir rendah dari 7,8 % jadi 6,13 %. Sedangkan kesadaran ASI eksklusif dari 74,79 % naik menjadi 85,81 %. Kesadaran Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dari 88,46 % jadi 95,01 %.

Baca juga: Peringati Harganas, Bupati Boyolali: Masih Ada 4.065 Kasus Stunting

Sugiyanti berharap, Juwita 1.000 Harta mampu menginspirasi daerah lain untuk mendukung program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng dalam mengurangi angka stunting, kematian ibu dan bayi.

“Harapannya di daerah lain juga dapat membuat inovasi-inovasi, untuk mendukung program dari Pemprov Jateng,”  harapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya