SOLOPOS.COM - Ilustrasi rob si jalur Semarang-Demak. (Antara)

Solopos.com, DEMAK – Rumah-rumah warga di Desa Morodemak, Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak, Jawa Tengah kini terlihat semakin memprihatinkan. Rumah mereka tampak cebol alias pendek akibat rob yang terus menjadi masalah.

Ancaman rob atau banjir dari air laut yang datang dan mengancam menenggelamkan rumah membuat mereka meninggikan lantai rumah. Namun, tindakan ini tidak dibarengi dengan meninggikan atap, sehingga rumah mereka tampak lebih pendek.

Promosi BRI Sambut Baik Keputusan OJK Hentikan Restrukturisasi Kredit Covid-19

“Kebanjiran terus ini, terus ditinggikan (permukaan atau lantainya),” ujar warga Dukuh Tambak Bandengan, Desa Morodemak, Tatik Hasanah, 49, Sabtu (14/8/2021), seperti dilansir Detik.com.

Baca juga: Pakar ITB Sebut Pekalongan, Demak, & Semarang Bakal Tenggelam, Ini Penyebabnya Versi ESDM Jateng

Tatik menjelaskan, rumah yang berukuran 4,5×9 meter miliknya tersebut kini ditinggikan sekitar 70 cm. Di rumah itu dihuni oleh 5 anggota keluarga.

Selain itu, nampak pintu rumah Tatik juga dijebol ke atas lantaran penghuni rumah kerapkali kesulitan saat melewati pintu. Kondisi rumah lainnya juga tidak kalah memprihatinkan. Jalanan desa terlihat lebih tinggi dibandingkan lantai rumah cebol itu.

Tatik mengatakan, rob paling parah terjadi sejak Februari 2021. Hal itu membuatnya terpaksa meninggikan lantai rumah.

“Iya ini sedikit sedikit ditinggikan. Ini sekitar 70 cm. Sekarang sudah tidak masuk rumah (air lautnya),” ujarnya.

Baca juga: Pesona Bedono, Desa yang Tenggelam Jadi Lautan di Demak

Kondisi rob yang parah itu dibenarkan Sekretaris Desa Morodemak, Mohammad Syaifudin. Dia menyebut rob paling parah terjadi pada awal 2020 dengan ketinggian 30-50 cm. Sementara saat ini ketinggiannya mencapai 70 cm.

“Sekitar 1.100 KK dari 1.635 KK yang terdampak banjir rob,” sambung Syaifudin.

Ia menerangkan, pihak desa tengah membangun pintu air dan tanggul desa terkait penanggulangan banjir rob. Pihaknya menargetkan 2022 Desa Morodemak terbebas dari banjir rob.

“Pintu air rencananya tiga, prosesnya satu sudah 100 persen, kedua 75 persen, tiga belum. Tanggul sedang proses di RW. Pembuatan pintu air dari dana desa dan pembuatan tanggul dari bantuan keuangan khusus (BKK) dari pemerintah daerah, anggaran aspirasi,” terangnya.

Baca juga: 2 Calon Penguasa Pura Mangkunegaran Penerus Mangkunagoro IX: Paundrakarna atau Bhre Cakrahutomo?

Sebagai informasi, Demak merupakan salah satu wilayah di pesisir pantura Jateng yang terancam tenggelam. Kenaikan air laut yang terjadi secara signifikan dan dibarengi dengan penurunan muka tanah perlahan membuat permukiman warga tenggelam.

Salah satu wilayah yang sudah tenggelam berada di Desa Bedono. Kenaikan air laut membuat rumah warga di sana tampak cebol alias pendek hingga kini akhirnya tenggelam.

Kondisi rumah-rumah cebol ini juga bisa dilihat di wilayah Semarang Utara, tepatnya di kampung nelayan Tambaklorok. Begitu juga dengan wilayah pesisir Pekalongan yang juga terancam tenggelam akibat penurunan muka tanah.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya