SOLOPOS.COM - Ilustrasi/Antara

Ilustrasi/Antara

JAKARTA—Angkutan umum di Indonesia yang buruk sering kali menjadi keluhan masyarakat. Menurut Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Organisasi Angkutan Darat (Organda) Eka Sari Lorena, layanan angkutan umum yang buruk disebabkan karena kurangnya minat berinvestasi pada sektor angkutan umum.

Promosi Kanker Bukan (Selalu) Lonceng Kematian

“Akibatnya (kurangnya investasi), angkutan umum dalam kondisi tua dan terus memburuk,” kata dia di Jakarta, Selasa (18/6/2013).

Eka melanjutkan, rendahnya minat investasi pada sektor angkutan umum ini sendiri terjadi karena tingginya bunga bank untuk investasi kendaraan umum yang mencapai 16-20 persen.

Ini, sambung dia, jauh lebih tinggi dari kredit kendaraan pribadi sebesar 5 persen.

Akibatnya, pertumbuhan kendaraan pribadi melejit tinggi meninggalkan pertumbuhan angkutan umum, sedangkan pada saat bersamaan, infrastruktur yang ada tak mendukung terciptanya angkutan umum yang lebih baik.

“Kondisi infrastruktur memperberat beban pengusaha angkutan umum,” kata Eka.

Kendati begitu Eka yakin angkutan umum masih berpeluang menjadi pilihan terbaik masyarakat.

“Caranya, terbitkan kebijakan bunga bank lebih rendah untuk investasi industri angkutan umum,” ujar Eka.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Organda Andriansyah menyatakan, sejak 2009 jumlah angkutan kota turun 4-5 persen setiap tahun.

Saat ini jumlah angkutan barang di bawah Organda mencapai 3,2 juta armada dan angkutan penumpang 628 ribu armada terdiri dari perkotaan, pedesaan, Angkutan Kota Antar Provinsi (AKAP), Angkutan Kota Dalam Provinsi (AKDP) dan pariwisata

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya