Solopos.com, SEMARANG — Oei Tiong Ham merupakan pengusaha terkaya se-Asia Tenggara pada masa kolonial Belanda yang memiliki sederet peninggalan bersejarah di Kota Semarang, Jawa Tengah. Pria yang dijuluki Raja Gula Asia ini memiliki andil besar dalam perkembangan Kota Lumpia.
Pengusaha keturunan Tionghoa ini memiliki dua istana megah di Semarang. Salah satunya adalah Istana Pamularsih di Kampung Bojongsalaman, RT 003/RW 008, Semarang Barat. Istana ini diduga merupakan rumah masa kecil sang Raja Gula Asia.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Sayangnya, kini bangunan berukuran 15 x 20 meter ini kondisinya terlihat tak terawat dan kumuh. Meski demikian, kesan megah dari bangunan itu masih tampak jelas.
Baca juga: Misteri Hantu Cantik di Istana Pengusaha Terkaya ASEAN di Semarang
Pilar-pilar penyangga masih terlihat jelas dan kokoh. Begitu pula dengan lantainya yang belum rusak, meski tak sebening dulu.
Selain Istana Pamularsih, ada juga Istana Gergaji yang juga merupakan peninggalan pengusaha terkaya se-Asia Tenggara di Semarang. Istana Gergaji ini terbilang sangat megah karena berdiri di lahan seluas 81 hektare.
Kini, lahan bekas bangunan tersebut dialihfungsikan sebagai kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Lokasinya berada di Jl Kiai Saleh No 12-14, Mugasari, Semarang.Dulu, kompleks istana tersebut membentang sepanjang Jalan Pahlawan hingga Pandanaran dan Randusari.
Baca juga: Misteri Istana Pengusaha Terkaya Asia Tenggara di Semarang, Berhantu?
Budayawan Tionghoa, Jongki Tio, mengatakan Istana Pamularsih merupakan bangunan milik ayah Oei Tiong Ham, Oei Tjie Sien. Praktis, istana itu usianya lebih tua dibanding Istana Gergaji yang merupakan peninggalan pengusaha terkaya se-Asia Tenggara di Semarang.
Jongki menambahkan ayah Oei Tiong Ham membeli bangunan itu dari seorang warga keturunan Yahudi pada awal 1900-an. Ia membeli rumah itu agar bisa mengawasi kapal-kapal miliknya yang bersandar di pelabuhan.