Pojokbisnis
Jumat, 31 Juli 2020 - 16:00 WIB

Ini Sebabnya Keuangan Selalu Minus Walaupun Gaji Sudah Besar

Tim Solopos  /  Cahyadi Kurniawan  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi finansial. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO -- Semua orang pasti mengidam-idamkan mendapat gaji lebih besar dari sekarang, sehingga hidup bisa lebih nyaman dan apa yang diidamkan bisa terwujud. Namun, ketika Anda naik jabatan atau bisnis sedang lancar sehingga pendapatan menjadi lebih besar, mengaturnya juga tidak semudah membalikan telapak tangan.

Sebab, kebiasaan banyak orang adalah, ketika gaji sudah besar, maka gaya hidup juga otomatis naik. Jika Anda tidak bisa mengatur atau menahan gaya hidup Anda, tidak menutup kemungkinan Anda akan terjebak dalam masalah keuangan. Dana yang sebenarnya bisa dialokasikan untuk tabungan atau dana darurat, malah digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumtif demi memenuhi gaya hidup.

Advertisement

Bila Anda sedang berada di posisi sekarang dan membaca artikel ini, bersyukurlah. Sebab Anda sadar, kalau pengelolaan uang yang tidak tepat membuat Anda terus menerus merasa kekurangan meskipun gaji yang dimiliki cukup besar. Lalu apa saja yang harus dihindari agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan? Mari simak alasan berikut.

1. Perencanaan keuangan yang berantakan

Setiap orang tentunya harus memiliki rencana keuangan yang baik sehingga kondisi keuangan yang dimiliki akan selalu terjaga dengan baik. Namun, tidak bagi beberapa orang, apalagi bagi orang yang tidak dibekali literasi keuangan sejak dini. Jika orang tersebut memiliki gaji besar, terkadang terlalu menyepelekan masalah ini.

Advertisement

1. Perencanaan keuangan yang berantakan

Setiap orang tentunya harus memiliki rencana keuangan yang baik sehingga kondisi keuangan yang dimiliki akan selalu terjaga dengan baik. Namun, tidak bagi beberapa orang, apalagi bagi orang yang tidak dibekali literasi keuangan sejak dini. Jika orang tersebut memiliki gaji besar, terkadang terlalu menyepelekan masalah ini.

Akibatnya tidak ada rencana keuangan baik yang dimilikinya. Padahal, jika Anda tahu kemana perginya uang Anda setiap bulannya, hal ini bisa dicegah. Setelah mencatat keuangan, Anda bisa melihat pengeluaran mana yang bisa ditahan agar bulan depan dan seterusnya tidak kehabisan uang di tengah jalan.

2. Tidak memiliki target hidup

Kemungkinan uang habis entah kemana menjadi lebih besar ketika Anda tidak memiliki target hidup. Oleh karena itu, buatlah target hidup yang akan dituju dalam kurun waktu tertentu. Apa yang mau akan dilakukan dalam 1, 3 hingga 5 tahun ke depan? Traveling keliling dunia? Membangun keluarga? Atau melanjutkan pendidikan? Dengan adanya target hidup, akan lebih mudah mengetahui kemana harus menghabiskan dana ekstra yang didapatkan, daripada hanya menghabiskannya untuk hal yang sia-sia.

Advertisement

Memang, pendapatan yang sudah Anda dapatkan adalah hak Anda untuk membelanjakannya sesuai apa yang Anda mau. Namun, pikirkan kembali apa yang Anda belanjakan, pastikan itu bermanfaat dan menunjang pekerjaan atau aktivitas sehari-hari Anda.

4. Menganggap sepele tabungan dan dana darurat

Ketika dihadapi situasi darurat seperti, sakit dan memerlukan dana untuk ke rumah sakit maupun menebus obat, namun Anda tidak memiliki tabungan ataupun dana darurat, Anda tidak memiliki dana sepeserpun untuk menghadapinya.

Apalagi di tengah pandemi seperti sekarang, dimana ekonomi sedang tidak berjalan seperti sedia kala. Tidak ada jaminan Anda akan tetap bertahan di perusahaan sekarang atau bisnis berjalan lancar di kemudian hari. Terkadang, gaji yang besar memang membuat ilusi tersendiri untuk menghabiskannya, sehingga menyepelekan tabungan dan dana darurat.

Advertisement

5. Utang melebihi 30% pendapatan

Coba cek utang yang sudah Anda miliki sekarang, apakah melebihi 30% dari pendapatan? Jika jawabannya ia, maka ini juga penyebab uang habis entah kemana. Sebab, dalam formula finansial yang sehat, beban utang tidak boleh melebihi 30% total penghasilan. Kalau penghasilanmu Rp 10 juta, maka maksimal uang yang dikeluarkan untuk bayar tagihan per bulannya adalah Rp 3 juta.

Selain itu, cobalah cek bunga yang diberikan oleh lembaga pinjaman yang sudah bekerja sama dengan Anda. Apakah bunganya besar? Berapa bunga yang akan dibebankan kepada Anda ketika terlambat membayar? Jangan sampai terjebak pada pinjaman berbunga besar yang akan merugikan Anda di kemudian hari.

Oleh karena itu, pilihlah lembaga pinjaman uang berbunga rendah seperti Kredivo yang sudah tepercaya dan diawasi oleh OJK sejak tahun 2018. Bunga yang diberikan hanya 2,6% per bulan, bunga terendah dibanding pesaingnya. Ditambah lagi, tenor yang bervariasi, mulai dari 1 bulan, 3 bulan hingga 6 bulan, sehingga Anda bisa lebih fleksibel dalam menyesuaikan tenor dengan kondisi keuangan Anda.

Advertisement

Advertisement
Kata Kunci : Kredivo Pinjaman Uang
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif