SOLOPOS.COM - Achmad Zaky, mantan CEO Bukalapak asal Sragen. (Instagram)

Solopos.com, SRAGEN – Achmad Zaky, pria asal Masaran, Sragen, Jawa Tengah, bakal menjadi triliuner muda Indonesia berkat IP Bukalapak. Pria berusia 34 tahun itu merupakan salah satu perintis industri bisnis online di Indonesia.

Achmad Zaky yang lahir di Sragen, Jawa Tengah, 24 Agustus 1986 itu mendirikan situs e-commerce Bukalapak pada 2010 bersama kedua temannya, Fajrin Rasyid dan Nugroho Herucahyono. Zaky menempati posisi Chief Executive Officer (CEO) Bukalapak sejak berdiri hingga akhir tahun 2019. Posisinya kemudian digantikan oleh Rachmat Kaimuddin.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dikutip dari Wikipedia,  Selasa (13/7/2021), calon triliuner asal Sragen ini mengenal dunia teknologi sejak SD. Sejak kecil dia tumbuh bersama komputer dan buku-buku yang berhubungan dengan pemrograman.

Baca juga: Josss… Wong Sragen Ini Bakal Jadi Triliuner Berkat IPO Bukalapak

Ketika menempuh pendidikan di SMAN 1 Solo dia mendapat kesempatan untuk mewakili sekolahnya di ajang Olimpiade Sains Nasional (OSN) bidang komputer dan menang hingga tingkat nasional.

Pada tahun 2004, Zaky melanjutkan studinya di jurusan Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung. Zaky sempat meraih beasiswa studi ke Oregon State University dari pemerintah Amerika Serikat selama dua bulan pada tahun 2008. Selain itu, ia juga pernah mewakili ITB dalam ajang Harvard National Model United Nations 2009.

Sebelum merintis situs Bukalapak, Zaky mendirikan perusahaan jasa konsultasi teknologi bernaama Suitmedia. Dia juga sempat mencoba usaha kuliner mi ayam, namun bangkrut.

Baca juga: Di Kebun Milik Wong Sragen Ini Bayar Rp10.000 Bisa Makan Jeruk Sepuasnya

Bermodal  pengalaman membangun sistem IT di berbagai perusahaan besar, dia kemudian berpikir membuat sesuatu yang lebih bermanfaat bagi orang banyak, sampai akhirnya merintis Bukalapak pada 2010.

Adapun modal yang dipakai untuk mendirikan startup itu hanya Rp80.000 untuk alamat situs web yang dipakai sampai sekarang.

Code base Bukalapak diselesaikan dalam waktu dua bulan. Awalnya, Zaky mengajak para pedagang di mall untuk bergabung di Bukalapak. Tetapi, respon yang diberikan oleh mereka sangat kecil. Klien pertama yang ia dapat justru dari pedagang kecil.

Ketika ditanya mengapa mereka mau bergabung, alasannya adalah karena barang mereka di toko tidak laku. Karena itu, mereka meminta bantuan Zaky untuk menjualnya di Bukalapak.

Baca juga: Ikut Bantu Sukarelawan Kubur Peti Mati Kosong, Begini Respons Kades Karanglo Klaten

Pertumbuhan Bukalapak yang sangat pesat menarik minat banyak investor untuk menanamkan modal di Bukalapak. Perjalanan Zaky bersama Bukalapak berakhir pada 2019 karena dia mengundurkan diri.

Dikabarkan Detik.com dari prospektus ringkas, Senin (12/7/2021), saham ditawarkan kepada masyarakat dengan harga Rp 750 sampai Rp 850 per lembar saham. Dengan begitu Bukalapak menargetkan bisa meraup dana hingga Rp 21,9 triliun.

Hal ini tentu akan menambah kekayaan bagi co-Founder sekaligus mantan CEO Bukalapak, Achmad Zaky. Indonesia akan kedatangan triliuner baru asal Sragen.

Baca juga: Gempar! Tim Sukarelawan di Polanharjo Klaten Kubur Peti Mati Kosong, Kok Bisa?

Mengacu data prospektus, Zaky saat ini memegang 5,76% saham Bukalapak atau setara 4.452,515.674 unit saham. Setelah IPO, sahamnya akan terdilusi secara persentase tetapi secara jumlah tetap sama yakni 4.452.515.674 saham atau persentasenya menjadi 4,32%.

Dengan asumsi harga saham IPO Rp 750-850/saham, maka valuasi saham Zaky menjadi Rp 3,34-Rp 3,78 triliun. Valuasinya akan terus naik jika nanti pada 6 Agustus saham Bukalapak melesat, misal tembus auto reject atas 25% dalam sehari.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya