SOLOPOS.COM - Para pemain Persijap Jepara merayakan gol. (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Pelatih Persijap Jepara, Jaya Hartono, baru sekali mendampingi anak asuhnya dalam pertandingan pertama saat Persijap Jepara melawan Hizbul Wathan Football Club (HWFC) pada 27 September 2021 lalu. Pada laga kedua hingga keempat, Persijap Jepara selalu dipimpin oleh asisten pelatih Persijap Jepara, Suganda.

Berdasarkan catatan Komisi Disiplin (Komdis) PSSI, mantan pelatih Persib Bandung itu dianggap bertingkah laku buruk. Jaya dianggap mendiskreditkan keputusan PSSI dalam membuat aturan liga.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dalam SK 001/L2/SK/KD-PSSI/X/2021 tanggal 1 Oktober 2021, Jaya Hartono, dilarang beraktivitas di dunia sepak bola selama satu bulan dan denda sebesar Rp25 juta. Pernyataan yang dikeluarkan PSSI pada Rabu (20/10/2021) malam, sekaligus menjawab penyebab Jaya Hartono tidak mendampingi anak asuhnya.

Baca Juga: Indonesia Kena Sanksi WADA, Apa Imbasnya Untuk Timnas?

Komdis menjatuhkan sanksi itu karena Jaya Hartono mengkritik tentang cara pergantian pemain yang seharusnya disesuaikan dengan kebutuhan strategi pelatih. Saat itu, Persijap Jepara ditahan imbang HWFC dengan skor 1-1. Jaya Hartono mengungkapkan kekecewaannya dalam sesi jumpa pers usai laga.

Ia mempertanyakan aturan pergantian pemain di setiap babak yang seharusnya bebas sesuai keinginan pelatih. Jaya merasa dalam pergantian pemain untuk strategi, terlalu banyak aturan yang membatasi.

“Pergantian pemain ini kan sebuah strategi pelatih. Karena dari tiap menit ke menit kami selalu memgamati permainan. Eh ini ada aturan pergantian dibatasi babak pertama 2 pergantian babak kedua 3 pergantian,” kata Jaya. Usai pernyataan itu, Jaya Hartono tidak mendampingi skuad selama bertanding.

Persoalan Teknis

Sebelumnya, Asisten Pelatih Persijap, Suganda, hanya menyatakan Jaya Hartono terkena sanksi dan itu merupakan persoalan teknis. Ia tidak merinci detail-detail sanksi itu. Namun pemain Persijap Jepara tidak terbebani dengan ketidakhadiran Jaya Hartono. Manajemen Persijap Jepara pun tengah mengurus persoalan itu.

“Atlet sejati tidak akan berpengaruh dalam situasi apapun termasuk tidak hadirnya Jaya Hartono. Intinya coach Jaya Hartono kena sanksi terkait regulasi dari federasi. Ini lebih ke teknis,” kata dia usai laga kedua.

Mengacu keputusan Komdis PSSI, Jaya Hartono bisa mendampingi anak asuhnya pada putaran dua Liga 2. Saat ini putaran pertama menyisakan tiga laga pada Senin (25/10/2021) yakni PSIM vs Persijap, HWFC vs PSG Pati dan pada Selasa (26/10/2021) PSCS Cilacap bakal melawan Persis Solo.

Ketua Komdis PSSI, Erwin Tobing, dalam keterangan yang diterima Solopos.com pada Kamis (21/10/2021) mengatakan Komdis mencatat sebanyak 14 kasus sejak 1 Oktober hingga 17 Oktober dalam gelaran Liga 2. Menurutnya, pelanggaran paling banyak berupa keterlambatan kick off sebanyak tujuh kasus.

Baca Juga: PSG Pati Banjir Sanksi dari Komdis PSSI, Manajemen Banding

Lalu, sebuah kasus mendiskreditkan keputusan PSSI atau masuk ke dalam tingkah laku buruk ofisial. Lalu pelanggaran para pemain seperti melanggar fair play berupa tindakan rasis kepada perangkat pertandingan dan menampel wasit sebagai perangkat pertandingan. Kemudian. satu kasus menyikut pemain lawan dan pelanggaran fair play berupa kartu merah langsung.

“Ada juga tingkah laku buruk tim dalam satu pertandingan mendapatkan lima kartu kuning atau lebih sebanyak dua kasus. Total pelanggaran Liga 2 ada 14 kasus. Saya berharap, baik Liga 1 dan 2 tidak ada lagi pelanggaran berat ke depan. Semua ingin sepak bola ini berjalan fair play,’’ imbuh Erwin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya